Perencanaan Pengendalian Produksi Air Minum Dalam Kemasan Dengan Metode Aggregate Planning Penelitian ini bertujuan untuk merencanakan dan mengelola produksi untuk memenuhi permintaan di masa yang akan datang dengan biaya yang minimal. Metode peramalan yang digunakan untuk penentuan permintaan pada periode Nestlé Pure Life adalah merek air mineral atau air minum dalam kemasan (AMDK) dari Nestlé.Merek ini pertama kali diperkenalkan di Pakistan pada tahun 1998 dan saat ini sudah dipasarkan di 21 negara di Asia, Amerika, Afrika dan Eropa. Selain karena praktis bisa dibawa kemana-mana, air minum dalam kemasan juga terjamin kebersihannya. Sebelum dipasarkan, air minum dalam kemasan sudah melewati serangkaian proses produksi dan uji kelayakan terlebih dahulu. Air minum dalam kemasan juga punya sejarah tersendir, baik di Indonesia maupun dunia. Baca juga:
produsen air minum dalam kemasan (AMDK) yang cukup mempunyai nama di Kabupaten Jember dan sekitarnya. Produk yang dihasilkan oleh perusahaan ini produksi kemasan botol pada bulan September 2019
Pada Tahun 1999, Air Sosro berganti nama dengan Prim-A. Air minum Prim-A hadir dalam kemasan cup 240ml, botol plastik 330ml, 600ml dan 1.5 liter, dan dalam kemasan galon. Gambar 3.11 Produk Prim-A (Sumber: PT. Sinar Sosro, 2012) 3.6. Pengawasan Mutu (Quality Control) 3.6.1. Pengawasan Mutu Sebelum Proses produksi 3.6.1.1. Minum Dalam Kemasan Indonesia (ASPADIN) dalam beberapa tahun terakhir, produksi AMDK tumbuh rata-rata sebesar 8%. Pada tahun 2015 produksi air minum dalam kemasan (AMDK) tercatat sebesar 24,78 miliar liter, kemudian 2016 seiring perluasan pabrik dan hadirnya pabrik-pabrik baru di tanah air, produksi mengalami peningkatan sebesar 26,90 miliar . 179 300 299 319 125 318 243 497

produksi air minum dalam kemasan