SayyidSyeikh Abd. Qadir Jaelani r.a Ikutilah Sunnah rasul dengan penuh keimanan, jangan mengerjakan bid'ah, patuhlah selalu kepada Allah swt dan Rasulnya, janganlah melanggar. Junjung tinggi tauhid, jangan menyekutukan Allah swt, selalu sucikan Allah swt, dan jangan berburuk sangka kepadanya. Pertahankanlah kebenarannya, jangan ragu sedikitpun. Syekh Abdul Qadir al-Jailani. Syaikh Abdul Qadir Jaelani merupakan salah satu tokoh sufi terkemuka di dunia. Tokoh yang dikenal sangat berpegang teguh pada Al-Qur'an dan Sunnah Nabi ini, banyak memberi pembelajaran melalui ilmu dan keistiqomahannya. Tak heran, jika beliau menjadi ulama yang disegani di kalangan umat Muslim. Pemilik nama lengkap Abdul Qadir ibn Abi Shalih Abdullah Janki Dusat al-Jaelani ini, lahir pada tahun 371 H. Beliau dikenal sebagai ulama fiqh yang sangat dihormati dan kerap dianggap wali di kalangan sufisme. Selain itu, Syaikh Abdul Qadir Jaelani juga banyak berbagi ilmu melalui kata-kata bijaknya. Banyak sekali nasihat dan kata-kata bijak Syaikh Abdul Qadir Jaelani yang membuat banyak orang bertobat. Hal inilah yang menjadikan beliau memiliki murid-murid yang kemudian berhasil menjadi ulama terkenal di dunia. Berikut kumpulan kata-kata bijak Syaikh Abdul Qadir Jaelani yang lansir dari Dream, Sabtu 3/10/2020. 2 dari 3 halaman Kata-kata Bijak Syaikh Abdul Qadir Jaelani yang Inspiratif ©2019 Images 1. Sesungguhnya bencana terhadapmu bukan untuk menghancurkanmu melainkan sesungguhnya akan mengujimu, mengesahkan kesempurnaan imanmu dan menguatkan dasar kepercayaanmu dan memberikan kabar baik ke dalam batinmu. 2. Orang itu dikatakan dekat dengan Allah selama dia meluangkan waktunya untuk berdzikir setiap hari. 3. Wahai muridku, jangan jadikan apa yang kamu makan dan minum, yang kamu pakai, yang kamu nikahi dan berkumpul dengannya sebagai tujuan dan cita-cita. Semuanya adalah dorongan hasrat dan hawa nafsu. 4. Bersopanlah yang baik terhadap-Nya dan terhadap makhluk-Nya. Sedikitlah berbicara yang tidak berguna bagimu. 5. Orang-orang yang meninggalkan amal dalam keadaan berilmu, ilmu itu akan melupakanmu dan berkahnya hilang dari hatimu. Wahai orang-orang yang bodoh! seandainya kamu mengetahui-Nya nescaya kamu mengetahui siksaan-siksaan-Nya. 6. Dunia boleh saja ditanganmu atau berada disakumu untuk engkau simpan dan pergunakan dengan niat yang baik. Tetapi jangan meletakkannya didalam hati. Engkau boleh menyimpannya diluar pintu hati, tetapi jangan memasukkannya ke dalam pintu. Karena hal itu, tidak akan melahirkan kemuliaan bagimu. 7. Wahai hamba Allah, yang disebut kerja keras itu bukan terletak pada kekesatan pakaianmu dan makananmu, kerja keras adalah terletak pada sikap zuhud hatimu. 8. Sabar adalah suatu ketentuan, daya positif yang mendorong jiwa untuk menunaikan kewajiban, selain itu sabar adalah suatu kekuatan. 9. Janganlah kamu menjadi orang yang berlisan syukur, tetapi hatimu berpaling dari hak yang datang kepadamu, memang demikianlah kebanyakan orang. 10. Lelah itu selama kamu berkemauan untuk menuju dan berjalan kepada-Nya. 3 dari 3 halaman Kata-kata Bijak Syaikh Abdul Qadir Jaelani yang Penuh Makna Mendalam 11. Orang yang beriman selalu menyembunyikan apa yang ada padanya. Jika lisannya terlanjur mengucapkan sesuatu, maka ia segera memperbaiki ungkapan yang diucapkan itu. Berusahalah menutupi apa yang telah lahir, dan mohon kemaafan. 12. Jika dunia dan akhirat datang melayanmu, dengan tanpa susah payah, ketuklah pintu tuhanmu dan menetaplah di dalamnya. Bila kamu telah menetap di dalamnya, akan jelaslah bagimu seperti "buah fikiran". 13. Terkadang kamu meminta pertolongan kepada-Nya dengan menentang-Nya. 14. Penyesalan perbaikilah hatimu, karena jika hati telah baik, segala tingkah lakumu akan menjadi baik. 15. Kefakiran adalah tidak punya sesuatu yang di butuhkan, dan jika tidak membutuhkan sesuatu maka dinamakan kaya. 16. Janganlah kamu takut kepada makhluk dan janganlah kamu berharap kepada mereka, kerana hal itu menunjukkan betapa lemahnya imanmu. Hendaklah engkau istiqamah dalam cita-citamu, sehingga engkau memperolehi ketinggian, kerana Allah SWT akan memberimu sesuatu yang layak dengan cita-citamu, dengan kebenaran dan keikhlasanmu. Bersungguh-sungguhlah engkau, songsong dan kejarlah, kerana sesuatu itu tidak akan datang kepadamu begitu sahaja, tanpa berusaha memperolehinya, sedangkan engkau mempunyai kewajiban untuk melakukan amal kebaikan sebagaimana engkau diwajibkan untuk mencari rezeki. 17. Jadikanlah akhiratmu sebagai modalmu dan jadikan duniamu sebagai keuntunganmu. Gunakanlah seluruh waktumu untuk menghasilkan akhiratmu. Lalu apabila dari waktumu itu ada sedikit yang masih tersisa maka gunakanlah untuk berusaha dalam urusan duniamu dan mencari penghidupanmu. 18. Berpikirlah, bahwasanya sesuatu yang kamu cintai di dunia ini tidak akan kekal selamanya. Tidak abadi dan pasti fana. Jika kamu telah menyadari hal ini, maka kamu tidak akan melupakan-Nya walaupun sekejap. 19. Wahai anak! Janganlah kamu menuntut sesuatu kepada seseorang. Dan jika kamu mampu untuk memberi dan tidak mengambil maka lakukanlah. Kamu melayani dan kamu tidak minta dilayani oleh orang lain maka lakukanlah. 20. Nasihatilah dirimu terlebih dahulu barulah kemudian menasihati orang lain. Kamu harus lebih memperhatikan nasib dirimu. Janganlah kamu menoleh pada orang lain sedangkan dalam dirimu masih ada sesuatu yang harus diperbaiki. 21. Orang yang zuhud itu berpuasa dari makan dan minum, sedangkan orang yang arif itu berpuasa tanpa diketahui. 22. Orang yang beriman selalu menyembunyikan apa yang ada padanya. Jika lisannya terlanjur mengucapkan sesuatu yang kurang baik, maka ia segera memperbaiki ungkapan yang diucapkan itu. Berusahalah menutupi apa yang telah lahir, dan mohon kemaafan. 23. Janganlah kamu menghendaki kelebihan dan kekurangan. Janganlah mencari kemajuan dan kemunduran. Sebab ketentuan telah menetapkan bagian masingÂČ. Setiap orang di antara kamu, tidak diwujudkan melainkan telah ditentukan catatan mengenai pengalaman hidupnya secara khusus. [jen] Kesempatanini digunakan untuk belajar kepada Syeikh Abdul Qadir al Jailani sampai beliau meninggal dunia. (Siyar A'lamin Nubala XX/442). Syeikh Ibnu Qudamah rahimahullah ketika ditanya tentang Syeikh Abdul Qadir menjawab, "Kami sempat berjumpa dengan beliau di akhir masa kehidupannya. Ia menempatkan kami di sekolahnya. 1. “Makhluk dan Khaliq tidak berkumpul. Dunia dan akhirat juga tidaklah berkumpul dalam satu hati. Ada kalanya makhluk dan ada kalanya Khaliq di hatimu. Ada kalanya dunia dan ada kalanya akhirat. Ada kalanya terbayang bahawa makhluk ada di lahirmu sedang Khaliq di hatimu. Dunia di tanganmu sedang akhirat di hatimu. Adapun di dalam hati, kedua-duanya tidak berkumpul. Lihatlah kepada jiwamu dan pilihkan untuknya, jika ia menghendaki dunia maka keluarlah akhirat dari hatimu. Jika ia menghendaki akhirat maka keluarkanlah dunia dari hatimu. Jika ia menghendaki Tuhan maka keluarkanlah dunia, akhirat dan apa yg selainNya dari hati. Selagi di dalam hatimu masih ada sebesar semut yang selain Allah, maka kamu tidak melihat dekatnya Allah di sisimu, dan tidak bangkit kejinakan dan ketenangan kepada-Nya. Selagi di dalam hatimu masih ada dunia sebesar semut kecil, maka kamu tidak melihat akhirat di hadapanmu. Dan selagi di dalam hatimu terdapat akhirat sebesar semut kecil, maka kamu tidak melihat dekat kepada Allah.” 2. “Orang yang zuhud itu berpuasa dari makan dan minum, sedangkan orang yang arif itu berpuasa tanpa diketahui. Puasa orang zuhud itu siang hari, sedangkan puasa orang arif itu siang dan malam. Ia tidak berbuka dari puasanya sehingga ia bertemu Tuhannya. Orang yang arif itu puasa tahunan, selalu demam. Puasa tahunan dengan hatinya, demam dengan rahsianya, dan ia tahu bahawa sembuhnya itu adalah dengan bertemu Tuhannya dan dekat kepada-Nya.” 3. Lelah itu selama kamu berkemahuan untuk menuju dan berjalan kepada-Nya. Apabila kamu telah sampai dan habis jarak perjalananmu dan kamu berada di dalam rumah dekat dengan Tuhanmu maka hilanglah beban itu. Maka tetaplah terhibur dengan-Nya yg berada di dalam hatimu, dan kamu akan bertambah sehingga kamu mengambil sesuatu di samping-Nya. Mulanya kamu kecil kemudian menjadi besar. Apabila kamu sudah besar maka hati penuh dengan Allah, maka tidak ada jalan dan tidak ada sudut bagi hati untuk selain-Nya. Jika kamu ingin sampai kepada ini, maka jadilah kamu mengikut perintah-Nya, mencegah segala larangan-Nya, berserah diri kepada-Nya dalam kebaikan dan keburukan, kaya dan fakir, mulia dan hina.” 4. ”Wahai anak! Apabila kamu tidak memiliki Islam maka kamu tidak memiliki iman. Dan bila kamu tidak memiliki iman maka kamu tidak memiliki keyakinan. Apabila kamu tidak memiliki keyakinan maka kamu tidak mempunyai makrifat dan pengetahuan-Nya. Ini adalah bertingkat-tingkat. Apabila Islam telah benar bagimu, maka penyerahan itu telah benar bagimu. Jadilah kamu orang yang berserah diri kepada Allah dalam seluruh keadaanmu disertai dengan memelihara batas-batas syarak dan menepati syarak itu. Serahkan kepada-Nya akan hak jiwamu dan selainmu. Perbaikilah kesopanan terhadap-Nya dan makhluk-Nya. Janganlah kamu berbuat aniaya terhadap dirimu dan orang lain kerana perbuatan aniaya itu kegelapan di dunia dan di akhirat.” 5. “Janganlah kamu melihat amalmu, walaupun anggota-anggota badanmu bergerak untuk amal dan hatimu beserta Zat yang mana amal itu ditujukan kepada Allah. Apabila hal ini sempurna bagimu maka hatimu menjumpai mata yang dapat melihat. Makna menjadi bentuk, yang ghaib menjadi hadir, berita menjadi terang. Hamba apabila baik kerana Allah maka Dia bersamanya dalam semua keadaan. Dia mengubahnya, menggantikannya dan memindahkannya dari satu keadaan kepada keadaan yang lain. Seluruhnya menjadi bererti, seluruhnya menjadi keimanan, keyakinan, pengetahuan, pendekatan dan kesaksian. Seluruhnya menjadi siang tanpa malam, sinar tanpa gelap, jernih tanpa keruh, hati tanpa nafas, rahsia tanpa kasar, fana tanpa wujud, ghaib tanpa hadir. Seluruhnya menjadi kitab ghaib dari mereka dan dirinya. Seluruh ini pangkalnya adalah jinak kepada Allah sehingga kejinakan ini sempurna antara kamu dan Allah.” 6. “Ubahlah kerana-Nya sesuatu yang Dia benci dari nafsumu sehingga Dia memberimu apa yang kamu sukai. Jalan itu luas. Berdirilah dan teguhlah. Beramallah dan jangan lalai selama tali dengan dua hujungnya di tanganmu. Mohonlah pertolongan kepada-Nya atas sesuatu yang menjadikan kebaikanmu. Kenderailah nafsumu, jika tidak, ia akan mengenderai kamu. Nafsu itu tukang memerintahkan keburukan di dunia dan tukang mencela di akhirat.” 7. “Bersopanlah yang baik terhadap-Nya dan terhadap makhluk-Nya. Sedikitlah berbicara yang tidak berguna bagimu.” 8. ”Orang-orang yang meninggalkan amal dalam keadaan berilmu, ilmu itu akan melupakanmu dan berkahnya hilang dari hatimu. Wahai orang-orang yang bodoh! seandainya kamu mengetahui-Nya nescaya kamu mengetahui siksaan-siksaan-Nya.” 9. “Syirik itu ada pada lahir dan batin. Syirik lahir ialah menyembah berhala sedangkan syirik batin ialah berpegang kepada makhluk dan memandang mereka dapat memberi kemudaratan dan manfaat.” 10. “Wahai anak! Janganlah kamu menuntut sesuatu kepada seseorang. Dan jika kamu mampu untuk memberi dan tidak mengambil maka lakukanlah. Kamu melayani dan kamu tidak minta dilayani oleh orang lain maka lakukanlah.” 11. Suatu kaum itu disibukkan untuk memberi kepada makhluk. Mereka mengambil dan memberi. Mengambil dari kurnia dan rahmat Allah dan memberikan kepada fakir dan miskin yang ditimpa kesempitan. Mereka tunaikan hutang orang yang berhutang yang tiada kuasa untuk melunaskannya. Mereka adalah raja-raja, bukan raja-raja dunia kerana raja-raja dunia itu mengambil dan tidak memberi, sedangkan kaum itu mengutamakan orang lain dan menunggu-nunggu orang yang tidak hadir. Mereka mengambil dari tangan Allah bukan tangan makhluk. Usaha anggota badan mereka untuk makhluk, sedangkan usaha hati mereka untuk mereka sendiri. Mereka berinfak memberikan harta itu kerana Allah bukan kerana hawa nafsu, bukan kerana pujian dan sanjungan. Tinggalkan kaum yang sombong terhadap Allah dan terhadap makhluk, kerana sombong itu termasuk sifat orang-orang pemaksa yang mana mereka dibenamkan ke dalam neraka jahanam. Apabila kamu marah kepada Allah maka kamu sombong kepada-Nya. 12. “Jadikanlah akhiratmu itu sebagai modalmu, dan jadikan dunia itu sebagai keuntunganmu. Gunakanlah seluruh waktumu untuk menghasilkan akhiratmu. Lalu apabila dari waktumu itu ada sedikit yang tersisa, maka gunakanlah untuk berusaha dalam urusan duniamu dan mencari penghidupanmu. 13. “Nasihatilah dirimu terlebih dahulu barulah kemudian menasihati orang lain. Kamu harus lebih memperhatikan nasib dirimu. Janganlah kamu menoleh pada orang lain sedangkan dalam dirimu masih ada sesuatu yang harus diperbaiki.” 14. “ Janganlah kamu takut kepada makhluk dan janganlah kamu berharap kepada mereka, kerana hal itu menunjukkan betapa lemahnya imanmu. Hendaklah engkau istiqamah dalam cita-citamu, sehingga engkau memperolehi ketinggian, kerana Allah SWT akan memberimu sesuatu yang layak dengan cita-citamu, dengan kebenaran dan keikhlasanmu. Bersungguh-sungguhlah engkau, songsong dan kejarlah, kerana sesuatu itu tidak akan datang kepadamu begitu sahaja, tanpa berusaha memperolehinya, sedangkan engkau mempunyai kewajiban untuk melakukan amal kebaikan sebagaimana engkau diwajibkan untuk mencari rezeki.” 15. “Selama hidup di dunia ini, yang terbaik adalah menyelamatkan hati dari buruk sangka. ” 16. “Orang itu dikatakan dekat dengan Allah selama dia meluangkan waktunya untuk berdzikir setiap hari.” 17. “Bantulah orang fakir dengan sebahagian harta kalian. Jangan pernah menolak pengemis, padahal kalian mampu memberikan sesuatu untuknya baik sedikit mahupun banyak. Raihlah kasih sayang Allah dengan pemberian kalian. Bersyukurlah kepada Allah yang telah membuat kalian mampu memberi. Jika pengemis adalah hadiah dari Allah, sementara kalian mampu memberinya, mengapa kalian menolak hadiah itu?! Bohong kalau kalian mendengar nasihat dan menangis di hadapanku, tapi saat orang datang meminta uluran tangan, kalian malah membiarkannya. Itu menunjukkan bahawa tangisan kalian belum kerana Allah.” 18. “Apabila kebenaran keimananmu telah terbukti dan kamu dapat menyesuaikan diri dengan kehendak dan perbuatan Allah, dan dengan idzin Allah juga, maka hendaklah kamu tetap bersabar dan redha serta patuh kepadaNya. Janganlah kamu melakukan apa saja yang dilarang oleh Allah. Apabila perintah-Nya telah datang, maka dengarkanlah, perhatikanlah, bersegeralah melakukannya, senantiasalah kamu bergerak dan jangan bersikap pasif terhadap takdir dan perbuatan-Nya, tetapi pergunakanlah seluruh daya dan upayamu untuk melaksanakan perintah-Nya itu. 19. “Hendaklah kamu berserah diri dan bertawakal sepenuhnya kepada Allah di dalam segala hal, agar Dia memanifestasikan kerja-Nya melaluimu. Jika kebaikan yang didapati, maka bersyukurlah. Dan jika bencana yang menimpamu, bersabarlah dan kembalilah kepada Dia. Kemudian rasakan keuntungan yang didapati dari apa yang kamu anggap sebagai bencana itu, lalu tenggelamlah di dalam Dia melalui perkara itu sejauh kemampuan yang kamu miliki dengan cara keadaan rohani yang telah diberikan kepadamu. Dengan cara inilah kamu dinaikan dari satu peringkat ke peringkat lainnya yang lebih tinggi dalam perjalan menuju Allah, supaya kamu dapat mencapai Dia. Kemudian kamu akan disampaikan kepada satu kedudukan yang telah dicapai oleh orang-orang shiddiq, para syuhada dan orang-orang saleh sebelummu. Dengan demikian kamu akan dekat dengan Allah, agar kamu dapat melihat kedudukan orang-orang sebelummu dalam menuju Raja Yang Maha Agung itu. Di sisi Tuhan Allah-lah kamu mendapatkan kesentosaan, keselamatan dan keuntungan. Biarlah bencana itu menimpamu dan jangan sekali-kali kamu mencoba menhindarkannya dengan doa dan shalatmu, dan jangan pula kamu merasa tidak senang dengan kedatangan bencana itu, karena panas api bencana itu tidak sehebat dan sepanas api neraka. Sebenarnya, bencana yang datang kepadamu itu bukannya akan menghancurkanmu, melainkan sebenarnya adalah akan mengujimu, mengesahkan kesempurnaan imanmu, menguatkan dasar kepercayaanmu dan memberikan kabar baik ke dalam batinmu. Allah berfirman “Dan sesungguhnya Kami benar-benar akan menguji kamu agar Kami mengetahui orang-orang yang berjihad dan bersabar di antara kamu; dan agar Kami menyatakan baik buruknya hal ihwalmu.” QS 4731.” 20. “Janganlah bersusah payah untuk mendapatkan keuntungan dan jangan pula mencuba menghindarkan diri dari malapetaka. Keuntungan itu akan datang kepadamu jika memang sudah ditentukan oleh Allah untukmu, baik sengaja mencarinya maupun tidak. Malapetaka itu pun akan datang menimpamu, jika memang telah ditetapkan oleh Allah untukmu, baik kamu membencinya, maupun mencuba menghindarkannya dengan doa dan solat atau menghadapinya dengan penuh kesabaran, kerana hendak mencari keredhaan Allah.” 21. “Taubatlah engkau dari riak dan nifaq. Janganlah malu mengakui hal itu atas dirimu. Yang kuat di antara manusia mulia adalah mereka yang semula munafik. Oleh yang demikian, berkatalah sebahagian ulama, “Tidak ada yang mengetahui hakikat ikhlas kecuali murai orang riak”. Yang paling beruntung ialah mereka yang ikhlas mulai dari awal hingga akhirnya.” 22. “Fikirlah bahawa di dunia ini, suatu yang kamu cintai tidak akan kekal selamanya. Tidak abadi, pasti fana. Jika hal ini telah benar-benar kamu sedari, tentu kamu tidak akan melupakanNya walau sekejap pun. Namun, kebanyakan tidak ada manusia yang mengingatkan hal itu. Barang siapa telah merasakan, bererti telah mengetahuinya. Manusia yang demikian adalah termasuk salah satu dari mereka yang tidak tahan tinggal bersama makhluk..” 23. “Malulah kamu kepada Allah Lihatlah dengan mata hatimu. Rendahkan dirimu dihadapanNya. Letakkan dirimu di bawah lintasan kekuasaanNya. Bimbinglah jiwamu untuk sentiasa mensyukuri nikmat-nikmatNya. Raihlah sinar keterangan dengan mengharungi segala cubaan dan rintangan. Jika semuanya telah benar-benar ada pada dirimu, maka karamah, keluhuran dan syurga Allah akan kamu dapati, baik di dunia maupun di akhirat..” 24. “Ketahuilah, naqal’ tidak dapat dihasilkan oleh akal’. Nash’ tidak dapat meninggalkan qias’. Sesuatu yang sudah jelas, tidak perlu penjelasan lagi. Apalagi halnya berdasarkan prasangka atau pengakuan. Harta benda orang lain tidak boleh diambil hanya dengan pengakuan, tanpa dikuatkan oleh saksi. Sabda Rasulullah yang bermaksud, “Seandainya manusia itu diterima dakwaannya, nescaya satu kaum mengaku memiliki hubungan darah dengan kaum lainnya, dan juga mengakui harta bendanya. Namun, kesaksian itu diwajibkan atas mudd’i dan sumpah atas orang yang engkar”. Mulut yang terampil tidak ada gunanya jika hatinya bodoh. dan sabdanya lagi, “Yang paling aku khuatirkan atas umatku ialah manusia hipokrit munafik yang pandai berkata-kata”..” 25. “Kenalilah Allah janganlah rasa bodoh terhadapNya. Taatlah kepadaNya, jangan mendurhakaiNya. Redhalah atas kententuan takdirNya, jangan kau ingkari. Kenalilah Al-Haq Azza Wajalla melalui ciptaanNya. Dialah Allah Maha Pencipta, Pemberi Rezeki, Yang Awal dan Yang Akhir, Yang Lahir dan Yang Batin, Yang Qadim, Yang Abadi dan Yang Bebas Berbuat Sesuai Dengan KehendakNya..” 26. “Orang mukmin mengawal dirinya dengan membangun batinnya. Kemudian bari membangun lahirnya. Sebagaimana orang yang membangun rumah, membelanjakan sejumlah wangnya untuk mengisi rumahnya itu sebelum pintunya terbuat rapi.” 27. Wahai mereka2 yang jahil! Pada mulanya engkau haruslah bergaul dengan para syeikh. Membinasakan nafsu, kesenangan dan segala sesuatu selain Allah Azza Wajalla. Engkau harus selalu menghadap pintu rumahnya, yakni para syeikh. Baru setelah itu, pisahkan dirimu dengan mereka. Bersilalah di persadamu sendirian, hanya bersama Allah Azza Wajalla. Jika semuanya itu telah engkau capai, nescaya engkau akan jadi ubat’ bagi makhluk. Menjadi petunjuk’ yang menuntut mereka, atas lain Allah Azza Wajalla.” 28. “Aku mengajak kamu menghadap ke hadirat Allah Azza Wajalla. AKu mengajak kamu ke ambang pintuNya dan untuk taat kepadaNya, bukan kepada dirimu. Orang munafik tidak mungkin mengajak makhluk ke hadapan Tuhan, melainkan mengajak menghadap kepada diri mereka. Mereka mencari penghormatan dan pengakuan serta tamak kepada hal-hal duniawi..” 29. “Tukarkanlah pakaian syahwat’, sombong, ujub, nifak, suka dipuji makhluk, senang disanjung dan senang kepada pemberian segala daya dan kekuatan serta semangat untuk menukarkannya. Letakkanlah dirimu di hadapan Allah Azza Wajalla dengan tiada daya, kekuatan dan tidak bersama apa-apa, juga dengan tanpa syirik dengan makhluk. Jika semuanya itu sudah kamu penuhi, tentu kamu akan temui kasih sayang’ Allah selalu melimpah kepadamu..” 30. “Para badal al-abdal itu adalah khowas al-khowas’ yang memberikan fatwa syarak. Kemudian memandang urusan Allah Azza Wajalla, perbuatan, kehendak dan ilhamNya. Hal2 yang di luar itu adalah benar2 binasa dalam kebinasaan. Para al-abdal sentiasa membantu kamu. Apa yang kamu lakukan. Apakah kamu teguh atau sebaliknya. Kamu benar ataukah bohong, Barangsiapa yang tidak menyetujui kadar’ kententuan Allah maka ia tidak akan dikasihi dan tidak pula diakui. Siapa tidak rela dengan keputusan Allah maka ia tidak diredhainya. Siapa tidak memberi, maka tidak akan diberi, siapa tidak mahu berkunjung, maka ia tidak dikurnia kenderaan. Firman Allah yang bermaksud, ” Dan apa yang diberikan Rasul kepadamu maka terimalah dia. Dan apa yang dilarangnya bagimu maka tinggalkanlah

” al-Hasy 7.” 31. “Orang yang beriman selalu menyembunyikan apa yang ada padanya. Jika lisannya terlanjur mengucapkan sesuatu, maka ia segera memperbaiki ungkapan yang diucapkan itu. Berusahalah menutupi apa yang telah lahir, dan mohon kemaafan.” 32. “Janganlah kamu menghendaki kelebihan dan kekurangan. Janganlah mencari kemajuan dan kemunduran. Sebab ketentuan telah menetapkan bahagian masing2. Setiap orang di antara kamu, tidak diwujudkan melainkan telah ditentukan catatan mengenai pengalaman hidupnya secara khusus.” 33. Jika dunia dan akhirat datang melayanmu, dengan tanpa susah payah, ketuklah pintu tuhanmu dan menetaplah di dalamnya. Bila kamu telah menetap di dalamnya, akan jelaslah bagimu seperti “buah fikiran”..” 34. “Janganlah engkau menuntut imbuhan atas amal perbuatanmu, baik keduniaan maupun keakhiratan. Janganlah kamu mencari nikmat, carilah Zat yang memberimu nikmat. Carilah tetangga sebelum mendapatkan rumah. Dialah Zat yang mewujudkan segala sesuatu, Zat yang mengaturkannya dan yang wujud sesudah segala sesuatu. Saudaraku, Janganlah kamu termasuk golongan orang2 yang apabila diberi nasihat, tidak mahu menerima, dan jika mendengar nasihat tidak mahu mengamalkannya. Ketahuilah, bahawa agamamu akan hilang disebabkan empat perkara 1. Kamu tidak mengamalkan apa yang telah kamu ketahui. 2. Kamu mengamalkan apa yang tidak kamu ketahui. 3. Kamu tidak mahu berusaha mengetahui apa yang tidak kamu ketahui, sehingga tetap bodoh. 4. Kamu melarang manusia untuk berusaha mengetahui apa yang mereka tidak mengetahuinya..” 34. “Kepada mereka yang fasik, takutlah kepada orang yang beriman. Jangan bergaul dengan dengan dia, selagi kamu masih bergelumang dengan kemaksiatan yang keji. Sebab, orang2 mukmin, dengan cahaya Illahi, mengetahui apa yang ada dalam dirimu. Mereka mengetahui syirik dan munafikmu dengan melihat tindakan dan gejolak yang ada di balik dirimu. Mereka melihat cela dan aibmu. Barangsiapa tidak mengetahui tempat keberuntungan, lalu dia jelas tidak akan beruntung. Jika demikian, bererti berubah akalmu, dan teman-temanmu pun berubah akal pula. Sabda Nabi Muhammad yang bermaksud, “Takutlah kamu dengan firasat seorang mikmin. Sebab ia memandang sesuatu dengan cahaya Illahi.” 35. “Para kekasih Allah auliya terhadap makhluk adalah buta, tuli dan bisu. Jika hati mereka telah dekat kepada Allah Azza Wajalla, maka mereka tidak mendengar dan melihat selain-Nya. Mereka berada pada kedudukan antara Al-Jalal dan Al-Jamal, tidak berpaling ke kanan ataupun kiri. Bagi mereka tidak ada belakang, yang ada hanyalah depan. Manusia, jin, malaikat dan makhluk yang lain melayani mereka. Demikian pula hukum dan ilmu. Kurnia fadhal merupakan santapan dan penyegarnya. Mereka makan dari fadhal-Nya dan minum susu-Nya. Mereka minum, mereka merasa bising terhadap suara-suara manusia, tetapi mereka tinggal bersama-samanya makhluk. Mereka menyuruh makhluk melaksanakan perintah Allah SWT, mencegah makhluk dari mengerjakan larangan-larangan-Nya, sebagai penerus ajaran yang dibawa oleh Nabi Muhammad SAW. Merekalah pewaris yang sebenarnya. Para kekasih Allah itu tidak pernah bertindak dan bersikap demi diri dan nafsunya sendiri. Mereka mencintai sesuatu kerana Allah Azza Wajalla dan membenci sesuatu juga keranaNya. Semuanya demi Dia, tidak ada bahagian yang diberikan kepada selainNya. Firman Allah yang bermaksud, “Sesungguhnya yang takut kepada Allah di antara hamba-hamba-Nya, hanyalah para ulama”. Fathir 28.” 36. Terimalah nasib dengan zuhud, tidak dengan kebencian. Orang yang makan sambil menangis tidak sama dengan orang yang makan sambil ketawa, dalam menerima segala ketentuanNya. Sentiasalah hatimu dengan Allah Azza Wajalla. Berserah dirilah atas keburukan nasib. Kamu makan sesuatu yang diberikan oleh tabib dan sesuai dengan ubatnya adalah lebih baik daripada makan sesuatu yang kamu sendiri tidak mengetahui asal usulnya. Selama hatimu keras terhadap amanat, maka hilanglah rahmat darimu, dan hilanglah pula segala yang ada padamu. Hukum2 syariat itu amanat yang dibebankan kepadamu, sedangkan kamu meninggalkan dan mengkhianatinya. Tidak guna lagi jika amanat telah lenyap dari hatimu.” 37. “Andaikata tanpa kurnia Allah Azza Wajalla, mana mungkin orang berakal mentadbir negara, bergaul dengan para penghuninya, yang telah dilanda sifat riak, nifak, zalim bergelumang syubahat dan haram. Benar telah tersebar kekufuran, Ya Allah. Kami mohon pertolongan kepadaMu dari kefasikan kelancangan. Telah banyak kelemahan melanda para zindik. Sungguh telah ku bongkar rahsia rumah kamu. Tetapi aku mempunyai dasar yang memerlukan pembina. Aku mempunyai anak-anak yang memerlukan pendidikan. SEANDAINYA KU UNGKAP SEBAHAGIAN RAHSIAKU, tentu hal ini merupakan pangkal perselisihan antara aku dengan kamu..” 38. “Nasihatlah dirimu terlebih dahulu, kemudian baru orang lain. Anda harus memelihara nafsumu. Jangan kamu mengira kesalahan orang lain sebab, dirimu masih memerlukan pembaikan. Adakah anda tahu bagaimana membersihkan orang lain? Bagaimana menonton orang lain? Padahal yang dapat memimpin manusia adalah orang2 yang awas. Hanya peranan ulung yang dapat menyelamatkan orang lain yang tenggelam dalam lautan. Hanya orang yang mengetahui Allah yang dapat mengarahkan umat manusia ke arah jalan-Nya. Tidaklah cakapan yang diperlukan untuk berbakti kepada Allah melainkan perbuatan nyata.” 39. “Nafsu seseorang selalu menentang dan membangkang. Maka barangsiapa ingin menjadikannya baik, hendaklah ia bermujahadah, berjuang melawannya, sehingga terselamat dari kejahatannya. Hawa nafsu semuanya adalah keburukan dalam keburukan, namun apabila telah terlatih dan menjadi tenang, berubahlah ia menjadi kebaikan di dalam kebaikan.” 40. “Di antara ciri orang yang arif billah Azza Wajalla adalah ia selalu sabar menerima berbagai malapetaka dan rela terhadap semua qadha dan ketentuan-ketentuan takdir-Nya dalam segala ehwalnya, baik berkenaan dengan peribadinya, ahlinya dan semua makhluk sesamanya.” 41. “Kuasailah nafsumu! Kalau tidak, maka ia yang akan menguasaimu. Nafsu selalu mengajak kejahatan dalam soal dunia dan akhirat. Jauhilah orang-orang yang menjauhkan kamu dari Allah Azza Wajalla, seperti kamu menjauhi binatang buas. Berbuatlah sesuatu untuk Allah Azza Wajalla! Sesungguhnya orang yang berbuat sesuatu untuk Allah Azza Wajalla itu akan beruntung. Barang siapa yang mencintai Allah Azza Wajalla, maka Dia akan mencintainya. Dan barang siapa yang menghendaki Allah Azza Wajalla, maka Dia akan menghendakinya. Dan barang siapa yang mengenali Allah Azza Wajalla bererti ia telah mengenal dirinya sendiri.” 42. “Jika kamu terpaksa memerlukan sesuatu, mintalah kepada Allah Azza Wajalla, jangan kepada makhluk. Sesungguhnya yang paling dibenci oleh Allah adalah orang yang meminta dunia kepada sesama makhluk-Nya. Mintalah pertolongan kepada-Nya. Dia Maha Kaya, sedangkan semua makhluk adalah fakir. Mereka tidak dapat memberikan bahaya atau manfaat bagi dirinya sendiri, apa lagi bagi orang lain. Sesungguhnya pada permulaan, Dia menghendaki agar kamu menjadi orang yang mencari kepada-Nya. Sedangkan nanti pada akhirnya kamu menjadi yang dikehendaki oleh-Nya. Seorang budak yang masih kecil akan mencari ibunya, tapi kalau sudah besar, justeru ibu yang akan mencarinya. Carilah kasih sayang-Nya. Jika Dia mengetahui kesungguhanmu mencari-Nya, maka Dia akan menghendakimu. Jika Dia mengetahui kesungguhan cintamu kepada-Nya, maka Dia akan Mengasihimu, menunjukkan hatimu dan mendekatkanmu kepada-Nya.” 43. Hendaklah engkau selalu ingat kepada Allah Azza Wajalla dan mengadakan hubungan bathin dengan-Nya, sebab Allah Azza Wajalla adalah Zat yang memenuhi keperluanmu di dunia dan di akhirat, memeliharamu di waktu hidup dan matimu. Dia juga yang menghindarimu dari segala macam bencana. Hendaklah engkau sentiasa berpegang kepada kalam yang jelas kebenarannya, sejelas coretan tinta hitam ke atas lembaran putih, mengabdilah kepadanya sehingga ia mengabdimu, dan ia memimpin tangan qalbumu dan membawanya ke hadrat Tuhanmu Allah Azza Wajalla. Mengamalkan isinya menyebabkan hatimu memiliki dua sayap yang dapat kau buat terbang untuk menghadap kepada Tuhanmu Allah Azza Wajalla.” 44. “Dekatilah ulama yang muttaqqin, sebab bergaul dengan mereka dapat mendatangkan barakah. Janganlah kamu dekati ulama yang tidak mengamalkan ilmunya, sebab bergaul dengan mereka dapat menimbulkan aib. Bila kamu berhubungan erat dengan orang yang lebih taqwa dan lebih banyak ilmunya daripadamu, maka kamu akan mendapat barakah daripadanya. Bila kau bergaul dengan orang yang lebih tua umurnya daripada umurmu, tapi ia tidak bertaqwa kepada Allah Azza Wajalla, maka pergaulanmu itu akan menimbulkan aib. Beramallah kerana Allah Azza Wajalla, jangan beramal kerana selain-Nya. Beramal kerana selain-Nya adalah syirik.” 45. “Kembalilah kau kepada Allah Azza Wajalla dengan memperbaharui Islam, memperbaiki taubat dan ikhlasmu, sebelum datangnya maut sebab bila maut telah datang, pintu taubat akan tertutup sehingga kau tidak dapat masuk ke dalamnya. Kembalilah kepada-Nya dengan melangkah kaki qalbumu agar pintu anugerah-Nya tidak dikunci untukmu, kerana bila sudah terkunci jiwamu, kekuatan, kekayaan dan hartamu tidak akan diberkati-Nya.” 46. “Qalbu ini tidak akan beruntung selagi belum sampai ke tingkatan qurban kepada Allah Azza Wajalla, Yang Maha Qadim, Azali dan Abadi selama-lamanya. Janganlah suka mendesak, hai munafik. Apakah yang kau miliki itu lebih baik daripada yang dimiliki selainmu? Engkau adalah hamba rotimu, hamba lauk-paukmu, manisanmu, kudamu dan kekuasaanmu. Qalbu yang jujur pergi menghindar daripaa makhluk, menuju kepada Allah Azza Wajalla. Ia melihat segala sesuatu di tengah jalan, tetapi tidak memperdulikan sedikitpun. Ia terus berjalan sampai ake tempat tujuan.” 46. “Saudara! Tinggalkanlah berbicara tentang urusan makhluk selama engkau masih bergabung dengan hawa nafsumu. Diamlah! Sebab, jika Allah Azza Wajalla menginginkan kau untuk melakukan sesuatu, maka Dia menyiapkan kau untuk sesuatu itu. Jika berkenan, Allah berkuasa menghidupkanmu, mematikanmu dan berkuasa pula mengabdikanmu. Allah Zat yang menampakkan segala sesuatu, bukan engkau. Serahkanlah jiwamu, ucapanmu dan seluruh tingkah lakumu kepada ketentuan taqdir-Nya. Giatkan beramal kerana-Nya, jadilah engkau orang yang giat beramal tanpa banyak cakap, orang yang ikhlas tanpa riak, orang yang bertauhid tanpa syirik, orang yang selalu berkhalwat tanpa jalwat, dan bathin tanpa lahir. Sibukkan bathinmu dengan niat yang mantap. Engkau berdialog dengan Allah Azza Wajalla dan memberi isyarat’ kepada-Nya dengan perkataanmu.” 47. “Jadikanlah seluruh amal perbuatanmu li wajhillah, bukan mencari nikmat-nikmat-Nya. Rela dengan pengaturan-Nya, qadha dan perbuatan-perbuatan-Nya. Bila semua ini kau lakukan, bererti kau mati meninggalkan dirimu dan kau hidup dengan-Nya. Hati sanubarimu menjadi selalu ingat kepada-Nya. Engkau sentiasa dekat dengan-Nya dan lupa dengan selain-Nya.” 48. “Jika kamu orang yang berakal, tentu kamu akan meraih keimanan untuk bekal ketika bertemu dengan Allah Azza Wajalla, dan tentu akan bersahabat dengan orang-orang yang soleh, serta mengambil mereka sebagai suri tauladan yang baik dalam perkataan dan perbuatan. Sehingga hari demi hari keimanan dan keyakinanmu akan bertambah. Lalu kemudian Allah Azza Wajalla akan memurnikan keimananmu dan membina perangaimu, serta menumbuhkan kesedaran hatimu dalam menerima perintah dan larangan.” 49. “Barang siapa telah menunaikan perintah Allah Azza Wajalla berupa dua macam jihad ini, nescaya ia akan memperolehi dua balasan, balasan di dunia dan di akhirat. Luka-luka pada tubuh seorang syahid bagaikan membekam fasd pada tangan salah seorang di antaramu yang tidak ada rasa sakit sedikitpun. Mati bagi mujahid linafsihi orang yang memerangi nafsunya dan bagi orang yang bertaubat dari semua dosanya bagaikan orang haus dahaga yang minum air ais.” 50. “Kuncilah pintu qalbumu. Hentikan segala sesuatu untuk masuk ke dalamnya. Isilah dengan zikrullah saja. Bertaubatlah setiap kali kau mengerjakan maksiat. Sesalilah perbuatanmu yang kurang sopan. Tangisilah kesalahan-kesalahanmu. Bantulah kaum fakir miskin dengan sedikit hartamu. Janganlah bersikap tamak. Sebentar lagi hartamu akan kau tinggalkan. Orang mukmin yang kuat keyakinannya tidaklah bersikap kedekut. Sikap demikian inilah yang menyebabkan bahagia, baik di dunia mahupun di akhirat kelak.” 51. Nabi Isa berkata kepada iblis yang bermaksud “Siapa yang paling kau senangi? Jawab iblis “Orang mukmin yang bakhil”. Nabi Isa bertanya lagi “Siapa yang paling kau benci? Iblis menjawab “Orang fasiq yang dermawan.” “Mengapa begitu?”, tanya Nabi Isa Iblis menjawab “Ya, aku menginginkan dari orang mukmin yang bakhil agar ketamakannya itu menjerumuskannya ke jurang kemaksiatan, dan aku sangat khuatir kalau keburukan-keburukan orang fasiq itu terhapus oleh kedermawannya.” 52. Nabi Isa berkata kepada iblis yang bermaksud “Siapa yang paling kau senangi? Jawab iblis “Orang mukmin yang bakhil”. Nabi Isa bertanya lagi “Siapa yang paling kau benci? Iblis menjawab “Orang fasiq yang dermawan.” “Mengapa begitu?”, tanya Nabi Isa Iblis menjawab “Ya, aku menginginkan dari orang mukmin yang bakhil agar ketamakannya itu menjerumuskannya ke jurang kemaksiatan, dan aku sangat khuatir kalau keburukan-keburukan orang fasiq itu terhapus oleh kedermawannya.” 53. “Allah Azza Wajalla menciptakan ubat dan penyakit. Maksiat adalah penyakit, sedangkan taat adalah ubat. Zalim itu penyakit, sedangkan adil itu ubat. Salah itu penyakit, sedangkan benar itu ubat. Menentang Allah itu penyakit, sedangkan taubat dari segala dosa itu ubat.” 54. “Ketahuilah bahawa agamamu akan hilang disebabkan empat perkara 1. Kamu tidak mengamalkan apa yang telah kamu ketahui. 2. Kamu mengamalkan apa yang tidak kamu ketahui. 3. Kamu tidak mahu berusaha mengetahui apa yang tidak kamu ketahui, sehingga tetap bodoh. 4. Kamu melarang manusia untuk berusaha mengetahui apa yang mereka tidak mengetahuinya.” 55. “Syirik itu ada kalanya dalam lahir dan ada kalanya dalam bathin. Syirik lahir ialah menyembah kepada selain Allah. Adapun syirik bathin ialah menggantungkan nasib kepada sesama makhluk dan menganggap mereka yang mendatangkan bahaya dan manfaat.” 56. “Wahai orang yang tertipu! Tiang atas kehidupanmu telah retak, dinding kehidupanmu juga telah condong, bahkan rumah yang kamu duduki telah roboh. Kamu harus segera meninggalkannya dan pindah ke tempat lain. Carilah rumah akhirat! Langkahkan kakimu ke sana. Apakah kakinya? Kakinya ialah amal yang baik. Persembahkan hartamu untuk akhirat, supaya kelak kamu boleh mendapatkannya di sana. Wahai orang yang tertipu oleh gemerlapan dunia! Wahai orang yang sibuk dengan sesuatu yang tidak bererti! Wahai orang yang meninggalkan kemuliaan dan sibuk dengan para hamba! Celakalah menanti kamu!.” 57. “Celakalah, engkau melakukan perbuaan ahli neraka, tetapi kau mengharapkan syurga. Engkau tamak bukan pada tempatnya. Janganlah kau tergiur dengan barang pinjaman yang kau kira sebagai milikmu sendiri. Sebentar lagi, barang itu akan diambil dari tanganmu. Allah Azza Wajalla telah meminjamkan kehidupan kepada mu, sehingga dengan itu kau patuh kepadaNya. Kehidupan yang pendek merupakan barang pinjaman itu kau anggap sebagaai milik peribadimu, sehingga kau perlakukan semahu mu.” 58. Jika tauhid, ikhlas, makrifat dan mahabah kepada Allah Azza Wajalla telah benar-benar meresap dalam lubuk hatinya, maka datanglah kepadanya keteguhan pendirian dan kelonggaran mutlak. Datang pula kepadanya kekuatan raksasa dari Allah Azza Wajalla. Ia, dengan kekuatannya itu, sanggup memikul beban berat makhluk, tanpa payah. Ia mendekati mereka, ia menuntut mereka. Segala kesibukannya hanya untuk kemaslahatan mereka, namun tidak melalaikannya daripada Tuhannya walau sekejap masa. Orang yang zuhud selalu berusaha lari dari makhluk, tetapi orang zuhud yang kamil tidak demikian. Ia tidak berusaha menghindari mereka, kerana ia sudah mencapai darjat arifbillah makrifat kepada Allah SWT.” 59. “Keberanian musuh orang-orang kafir dinilai dari ketabahannya di saat berhadapan dengan mereka. Tetapi, keberanian orang-orang soleh dinilai dari segi ketabahannya di waktu bertemu dengan hawa nafsu, kesenangan, perwatakan syaitan-syaitan dan teman-teman mereka yang sentiasa mengajak berbuat kejahatan. Sedangkan keberanian orang-orang khas Khawwash dinilai dari segi “zuhud”nya dalam urusan dunia dan akhirat dan kebergantungannya kepada Allah Azza Wajalla.” 60. “Alangkah baik keadaan orang mukmin di dunia dan di akhirat. Di dunia ia tidak berdukacita segala sesuatu yang ada padanya setelah ia mengetahui bahawa Tuhannya berkenan meredhainya. Di mana saja ia berada, pasti ia menemui bahagiannya dan merasa puas dengan haknya itu. Ke mana saja ia menghadap, ia selalu memandang dengan Nur Allah Azza Wajalla, tiada kegelapan baginya. Semua isyaratnya tertuju kepada Allah Azza Wajalla. Segala pegangan dan tawakalnya juga hanya tertuju padaNya. Hati-hatilah, jangan sekali-kali anda menyakiti orang mukmin sebab penyakit orang mukmin adalah satu racun dalam tubuh orang-orang yang menyakitinya, dan juga merupakan faktor penyebab kefakiran dan disiksaNya..” 61. “Berserahlah diri kepada Allah Azza Wajalla. Bermohonlah kepadaNya untuk memenuhi keperluan-keperluanmu. Janganlah kau kira amal perbuatan yang kau lakukan saat jatuh miskin. Bukalah lebar-lebar pintu hubunganmu dengan Dia. Akuilah segala dosamu. Mohonlah ampun maghfirah kepadaNya atas semua kekuranganmu. Yakinilah bahawa tidak ada kemudaratan, tidak ada yang memberi faedah atau memberi anugerah, dan tidak ada yang mampu menolak kenestapaan kecuali Dia. Pada saat-saat itulah buta hatimu lenyap. Mata hatimu telah terbebas dari segala penderitaan. Saudaraku! sikap itu bukanlah terdapat pada pakaian atau makanan. Sikap itu bersemayam dalam lubuk hati sanubari yang zuhud. Orang yang benar akan mengenakan pakaian sufi dalam batinnya, baru kemudian mengenakannya pada lahirnya. Secara berturut-turut dikenakan pada dirinya, hatinya, jiwanya, dan kemudian anggota-anggota badannya. Jika semuanya telah berselimut dengan pakaian itu, maka datanglah tangan kasih sayang dan anugerah yang menggantikannya dengan pakaian sukacita, siksaan berganti dengan kenikmatan, kemarahan berganti dengan kesenangan, kekhuatiran berganti dengan ketenteraman, jauh berganti dekat, dan fakir berganti dengan kaya.” 62. “Saudara! Jika bicara, bicaralah dengan niat yang baik. Jika diam, diamlah dengan niat yang baik. Setiap orang yang tidak berniat dalam beramal, maka tiada berguna baginya amal yang ia kerjakannya itu, amalnya sia-sia. Baik engkau bicara atau diam, kau tetap berdosa sebab engkau tidak membenarkan niatmu, diam dan bicara yang tidak mengikut sunnah. ” 63. “Jika kamu memberikan makanan mu kepada para muttaqin serta membantu dia dalam urusan dunia, lalu kamu mendapatkan bahagian pahala dari amal yang ia lakukan, tidak kurang sedikitpun kerana kamu telah menolong niatnya dan telah menghilangkan kesulitannya. Pendek kata, kamu telah mempercepatkan langkahnya ke hadapan Allah Azza Wajalla. Demikian pula jika kamu memberikan makanan mu kepada orang munafik yang nyata dan melakukan maksiat, serta kamu membantunya dalam urusan dunia, bererti kamu akan mendapat siksa dari kejahatannya, tidak kurang sedikitpun kerana kamu telah menolongnya dalam maksiat kepada Allah Azza Wajalla. Tentu saja keburukannya akan kembali kepadamu.” 64. “Orang mukmin yang berjiwa qanaah hanya perlu sedikit saja harta dunia. Ia masuk ke ribaan Tuhannya dengan mengajukan permintaan, permohonan, tawadhuk dan taubat kepadaNya. Bila diberi sesuatu yang ia inginkan, ia bersyukur kepada Allah SWT atas pemberiannNya itu. Bila tidak, ia sabar menerima apa-apa yang menjadi iradahNya, tanpa mengajukan protes dan tanpa menentang. Ia tidak menuntut kekayaan dengan cara menjual agamanya, menampilkan sikap riak dan nifaq, seperti yang kau lakukan hai orang hipokrit.” 65. “Bila qalbu seorang hamba telah sampai wusyul kepada Tuhannya, maka Dia menjadikan hamba itu selalu memerlukanNya, mendekati diri kepadaNya, memberikan kedudukan tinggi kepadaNya.” “Ilmu pengetahuan itu tidak bermanfaat apabila tidak diamalkan. Dalam kegelapan, kamu memerlukan sedikit sinar, iaitu hukum Allah yang harus diamalkan hari demi hari, tahun demi tahun sehingga buahnya dapat kamu nikmati.” 66. “Jadilah engkau orang yang berakal, dan janganlah jadi pendusta. Kau mengatakan, “Saya ini takut kepada Allah SWT, tetapi engkau justeru takut kepada selain-Nya. Janganlah engkau takut kepada jin, manusia dan malaikat. Janganlah takut kepada haiwan, baik yang dapat berbicara mahupun yang bisu. Juga jangan takut kepada siksaan dunia mahupun akhirat, tetapi takutlah kepada Zat yang menyiksa.” 67. Cintailah Dia, beramallah demi-Nya, bukan demi yang lain selain Dia. Takutlah kepada-Nya, jangan kepada yang lain. Semuanya itu dengan hati, bukan dengan cakapan mulut. Itu semua ada dalam khalwat bathin, bukan dalam jalwat lahiriah. Q tauhid di ambang pintu rumah, ternyata syirik bersemayam di dalamnya, maka demikian itu adalah “nifaq” hipokrit. Hindarilah taqwa di mulut, liar di hati, syukur di lisan dan ingkar di hati. Celaka jika ucapan mulut tidak sama dengan qalbumu. SyekhAbdul Qadir Al-Jailani menganjurkan mereka untuk bertobat dari kemusyrikan seperti ini sebelum Allah menutup pintu semua makhluk-Nya untuk mereka. "Kemusyrikan seperti ini yang kusaksikan hinggap pada banyak orang, paling umum menghinggapi mereka yang bermaksiat." ( Albar) LABEL Agar mudah rezeki Mencari Rezeki Syekh Abdul Qodir Jaelani
Aller au contenu DĂ©couvrez quelques-unes des plus belles citations de Joe Biden et de la talentueuse femme Kamala Harris qui vont vous inspirer ! Joe Biden est le 46e prĂ©sident des États-Unis d’AmĂ©rique Ă  compter du 21 janvier 2021. Il a d’ailleurs Ă©tĂ© choisi par Barack Obama pour devenir vice-prĂ©sident des États-Unis Ă  l’élection de 2008. Tandis que Kamala Harris est devenue la premiĂšre femme vice-prĂ©sidente de l’histoire des États-Unis d’AmĂ©rique. Mme Harris a vĂ©cu Ă  MontrĂ©al pendant cinq ans, donc la jeune amĂ©ricaine a ainsi suivi pendant un certain moment une Ă©cole francophone avant de poursuivre sa scolaritĂ© dans un Ă©tablissement anglophone. Il y a mĂȘme une probabilitĂ© de la voir accĂ©der Ă  la prĂ©sidence si jamais Joe Biden avait un problĂšme de santĂ© au cours de son mandat en raison l’ñge avancĂ© du prĂ©sident. Au fait, je lĂšve mon chapeau Ă  tous les deux, car ils ont eu assez de cran pour oser affronter Donald Trump, une personnalitĂ© narcissique difficile Ă  battre, mais pas impossible Ă  battre. Ils n’ont jamais abandonnĂ© malgrĂ© les nombreux obstacles. Je suis convaincu que l’histoire de Joe Biden et Kamala Harris inspireront plusieurs gĂ©nĂ©rations, tout comme celle du cĂ©lĂšbre homme politique britannique, Winston Churchill, qui a su tenir tĂȘte Ă  Hitler mĂȘme quand son pays s’est fait massacrer pendant la Seconde Guerre mondiale. Ce que je veux, que les jeunes femmes et les jeunes filles sachent, vous ĂȘtes puissantes et votre voix compte », a dĂ©clarĂ© Harris Ă  Marie Claire. Vous allez entrer dans de nombreuses piĂšces de votre vie et de votre carriĂšre oĂč vous ĂȘtes peut-ĂȘtre la seule Ă  vous ressembler ou Ă  avoir vĂ©cu les expĂ©riences que vous avez vĂ©cues. Mais vous vous souvenez que lorsque vous ĂȘtes dans ces piĂšces, vous n’ĂȘtes pas seul. Nous sommes tous dans cette piĂšce avec vous qui vous applaudissez. En applaudissant votre voix. Et si fiers de vous. Alors utilisez cette voix et soyez forts. » – Kamala Harris Ce soir, le monde entier regarde l’AmĂ©rique, et je crois que lorsque nous sommes au sommet de notre forme, l’AmĂ©rique est un phare pour le monde. Nous ne dirigerons pas seulement par l’exemple de notre puissance, mais par la puissance de notre exemple. » – Joe Biden Je suis devenu adulte Ă  l’universitĂ© d’Howard », a dĂ©clarĂ© Harris au Washington Post. Howard a trĂšs directement influencĂ© et renforcĂ© – et c’est tout aussi important – mon sens de l’existence, ma signification et mes raisons. » – Kamala Harris Ma mĂšre me regardait et me disait Kamala, tu es peut-ĂȘtre la premiĂšre Ă  faire beaucoup de choses, mais assure-toi de ne pas ĂȘtre la derniĂšre' », a dĂ©clarĂ© Harris lors d’une confĂ©rence au Spelman College, en se souvenant de la devise qui a guidĂ© sa vie. C’est pourquoi il vaut la peine de briser ces barriĂšres. Plus que tout, c’est aussi pour crĂ©er ce chemin pour ceux qui viendront aprĂšs nous. » – Kamala Harris Aucune politique Ă©trangĂšre ne peut ĂȘtre soutenue aux États-Unis d’AmĂ©rique sans le consentement Ă©clairĂ© du peuple amĂ©ricain. Et informĂ© signifie justement cela, les succĂšs et les Ă©checs, une Ă©valuation rĂ©aliste de notre situation et de ce que le prĂ©sident prĂ©voit de faire Ă  ce sujet. » – Joe Biden Je suis un procureur de carriĂšre », a dĂ©clarĂ© Harris au New York Times. J’ai Ă©tĂ© formĂ©, et mon expĂ©rience depuis des dĂ©cennies, consiste Ă  prendre des dĂ©cisions aprĂšs avoir examinĂ© les preuves et les faits. Et de ne pas faire de grands gestes avant d’avoir fait cela. Certains pourraient interprĂ©ter cela comme de la prudence. Je vous dirais que c’est tout simplement responsable. » – Kamala Harris Pour avancer, nous devons cesser de traiter nos adversaires comme nos ennemis. » – Joe Biden Mes parents m’amenaient aux manifestations, bien attachĂ©s Ă  ma poussette, et ma mĂšre, Shyamala, nous a Ă©levĂ©s, ma soeur Maya et moi, en croyant que c’était Ă  nous et Ă  chaque gĂ©nĂ©ration d’AmĂ©ricains de continuer Ă  marcher », a dĂ©clarĂ© Mme Harris lors de sa premiĂšre apparition en campagne en tant que candidate dĂ©mocrate Ă  la vice-prĂ©sidence. Elle nous disait Ne restez pas lĂ  Ă  vous plaindre, faites quelque chose. Alors j’ai fait quelque chose. J’ai consacrĂ© ma vie Ă  rendre rĂ©els les mots gravĂ©s dans la Cour suprĂȘme des États-Unis Une justice Ă©gale en vertu de la loi. » – Kamala Harris Nous devons nous assurer que non seulement nous les politiciens nous concentrons rĂ©ellement sur la croissance et la concurrence aux États-Unis d’AmĂ©rique, mais que toute la nation sait que nous nous concentrons sur ces questions et que nous sommes compĂ©titifs au niveau international. Je ne sais pas oĂč il est Ă©crit que nous devons ĂȘtre numĂ©ro deux. » – Joe Biden Quiconque prĂ©tend ĂȘtre un leader doit parler comme un leader. Cela signifie parler avec intĂ©gritĂ© et vĂ©ritĂ© », a dĂ©clarĂ© Harris dans un post de l’Instagram. » – Kamala Harris Pendant trop longtemps, dans cette sociĂ©tĂ©, nous avons cĂ©lĂ©brĂ© l’individualisme effrĂ©nĂ© au dĂ©triment de la communautĂ© commune. » – Joe Biden À chaque Ă©tape du chemin, j’ai Ă©tĂ© guidĂ© par les mots que j’ai prononcĂ©s depuis la premiĂšre fois oĂč je me suis tenu dans une salle d’audience Kamala Harris, pour le peuple », a-t-elle dĂ©clarĂ© lors de son discours d’acceptation de la vice-prĂ©sidence au DNC. Je me suis battue pour les enfants et les survivants d’agressions sexuelles. J’ai luttĂ© contre les gangs transnationaux. Je me suis attaquĂ©e aux plus grandes banques et j’ai aidĂ© Ă  faire tomber l’un des plus grands collĂšges Ă  but lucratif. Je sais reconnaĂźtre un prĂ©dateur quand j’en vois un. » – Kamala Harris Je suis tout Ă  fait Ă  l’aise avec le fait que les hommes qui Ă©pousent des hommes, les femmes qui Ă©pousent des femmes et les hommes et femmes hĂ©tĂ©rosexuels qui en Ă©pousent une autre ont exactement les mĂȘmes droits, tous les droits civils, toutes les libertĂ©s civiles. Et trĂšs franchement, je ne vois pas beaucoup de distinction – au-delĂ  de cela. » – Joe Biden Chaque jour, des femmes enceintes se rendent chez leur mĂ©decin pour des examens, des conseils et des traitements ; mais cette expĂ©rience est trĂšs diffĂ©rente pour les femmes noires », Ă©crit-elle dans une chronique d’Essence. Les femmes noires ont trois Ă  quatre fois plus de risques que les femmes blanches de mourir de causes liĂ©es Ă  la grossesse et deux fois plus de risques de souffrir de complications liĂ©es Ă  la grossesse qui mettent leur vie en danger. » – Kamala Harris Mon pĂšre disait toujours Champ, la mesure d’un homme n’est pas la frĂ©quence Ă  laquelle il est mis Ă  terre, mais la vitesse Ă  laquelle il se relĂšve. » – Joe Biden Aussi imparfaits que nous soyons, je crois que nous sommes un grand pays », a dĂ©clarĂ© Mme Harris, fille de deux parents immigrĂ©s, lors de son premier discours au SĂ©nat. Et ce qui fait notre grandeur, ce sont nos institutions dĂ©mocratiques qui protĂšgent nos idĂ©aux fondamentaux la libertĂ© de religion et l’État de droit, la protection contre la discrimination fondĂ©e sur l’origine nationale, la libertĂ© de la presse et 200 ans d’histoire en tant que nation construite par des immigrants. » – Kamala Harris La pire chose que nous puissions faire en tant que nation est de prendre la voie de la facilitĂ©. Si vous commencez Ă  ouvrir le forage en mer, alors vous gagnez du temps et vous ne vous attaquez pas au problĂšme fondamental des combustibles fossiles. » – Joe Biden Il y aura des gens qui vous diront Vous ĂȘtes hors de votre chemin », a dĂ©clarĂ© M. Harris lors de la confĂ©rence 2020 Black Girls Lead ». Ils sont accablĂ©s par le fait de n’avoir que la capacitĂ© de voir ce qui a toujours Ă©tĂ© au lieu de ce qui peut ĂȘtre. Mais ne vous laissez pas accabler par ce fardeau. » – Kamala Harris Ne me dites pas ce qui vous importe, montrez-moi votre budget, et je vous dirai ce qui vous importe. » – Joe Biden Mais maintenant, grĂące au smartphone, l’AmĂ©rique et le monde voient dans les moindres dĂ©tails la brutalitĂ© que les communautĂ©s connaissent depuis des gĂ©nĂ©rations », a dĂ©clarĂ© M. Harris dans une interview au New York Times. Vous ne pouvez pas nier. Vous ne pouvez pas dĂ©tourner le regard. C’est lĂ . Je crois que les gens voient l’injustice de tout cela et sont prĂȘts Ă  agir d’une maniĂšre que nous n’avons jamais vue auparavant. Et cela me donne de l’espoir. » – Kamala Harris Nous prenons soin de ceux qui sont en deuil, et quand c’est fini, ils doivent savoir Nous les suivrons aux portes de l’enfer jusqu’à ce qu’ils soient traduits en justice. Car l’enfer est l’endroit oĂč ils rĂ©sideront. L’enfer est l’endroit oĂč ils rĂ©sideront. » – Joe Biden Pour tous ceux qui continuent Ă  se battre, vous faites quelque chose », a dĂ©clarĂ© Harris dans son premier discours en tant que candidate dĂ©mocrate Ă  la vice-prĂ©sidence. Vous ĂȘtes la raison pour laquelle je sais que nous allons rapprocher notre pays de la rĂ©alisation de sa grande promesse ». Mais pour y parvenir, nous devrons travailler, nous organiser et voter comme jamais auparavant, car nous avons besoin de plus qu’une victoire le 3 novembre. Nous avons besoin d’un mandat qui prouve que les derniĂšres annĂ©es ne reprĂ©sentent pas ce que nous sommes ou ce que nous aspirons Ă  ĂȘtre. » – Kamala Harris L’échec Ă  un moment donnĂ© de votre vie est inĂ©vitable, mais abandonner est impardonnable. » – Joe Biden Disons la vĂ©ritĂ© les gens protestent parce que les Noirs ont Ă©tĂ© traitĂ©s comme des ĂȘtres moins qu’humains en AmĂ©rique. Parce que notre pays ne s’est jamais entiĂšrement attaquĂ© au racisme systĂ©mique qui le tourmente depuis ses dĂ©buts. Il est du devoir de chaque AmĂ©ricain de rĂ©parer. Certains ne peuvent plus attendre sur la touche, en espĂ©rant un changement progressif. Dans des moments comme celui-ci, le silence est une complicitĂ© », a-t-elle Ă©crit dans un article d’opinion pour Cosmopolitan. » – Kamala Harris Notre avenir ne peut pas dĂ©pendre du seul gouvernement. Les solutions ultimes rĂ©sident dans les attitudes et les actions du peuple amĂ©ricain ». » – Joe Biden J’ai eu beaucoup de titres au cours de ma carriĂšre, et le titre de vice-prĂ©sident » sera certainement trĂšs bien. Mais Momala » sera toujours celui qui signifie le plus », a dĂ©clarĂ© M. Harris aprĂšs avoir Ă©tĂ© nommĂ© candidat dĂ©mocrate Ă  la vice-prĂ©sidence. » – Kamala Harris Mon pĂšre avait une expression. Il disait Joey, un emploi, c’est bien plus qu’un salaire. C’est une question de dignitĂ©. C’est une question de respect. C’est une question de place dans votre communautĂ©. » – Joe Biden En tant que femme cĂ©libataire et professionnelle d’une quarantaine d’annĂ©es, et trĂšs connue du grand public, il n’était pas facile de sortir avec quelqu’un », a Ă©crit Mme Harris, aujourd’hui mariĂ©e Ă  Douglas Emhoff, dans son mĂ©moire de 2019 intitulĂ© The Truths We Hold ». Je savais que si j’amenais un homme avec moi Ă  un Ă©vĂ©nement, les gens se mettraient immĂ©diatement Ă  spĂ©culer sur notre relation. Je savais aussi que les femmes cĂ©libataires en politique sont perçues diffĂ©remment des hommes cĂ©libataires. Nous n’avons pas la mĂȘme latitude en ce qui concerne notre vie sociale. » – Kamala Harris Et vous ? Quelle est la citation qui vous inspire le plus de Joe Biden et Kamala Harris ? Gabriel TellierVulgarisateur de conseils de vie À lire aussi 45 des plus cĂ©lĂšbres citations d’Abraham Lincoln 26 citations de Martin Luther King qui influencent le monde positivement Navigation de l’article
Katabijak dari seseorang yang suci seperti Syeh Abdul Qadir Jailani bisa membangkitkan motivasi yang luar biasa. Beliau adalah seorang guru sufi besar, yang Wejangan Dan Nasehat Syeikh Abdul Qodir Jaelani. Bag. 1 ŰšÙŰłÙ’Ù€Ù€Ù€Ù€Ù€Ù€Ù€Ù€Ù€Ù€Ù€Ù€Ù€Ù€Ù€Ù€Ù…Ù ۧï·ČÙŰ§Ù„Ű±ÙŽÙ‘Ű­Ù’Ù…ÙŽÙ†Ù Ű§Ű§Ű±ÙŽÙ‘Ű­ÙÙŠÙ… Beliau adalah seorang ulama salaf , ulama yang kehidupan sehari-harinya penuh dengan zuhud, istiqomah, dan selalu berpegang teguh dengan Al-Qur’an dan sunnah Nabi. beliu dilahirkan pada tahun 1077 masehi, bertepatan dengan tahun 470 hijriyah. Dan untuk lebih jelasnya lagi mengenai riwayat hidup beliau; silahkan berkunjung ke → SINI ↓’ Beliau rahimahullah berkata ”Berpaling dari Allah ketika datangnya taqdir adalah mematikan agama, mematikan tauhid, mematikan tawakal, mematikan ikhlas, Bahwa hati seorang mukmin itu, tidak bisa diketahui bagaimana dan mengapa, bahkan orang mukmin itu berkata ”ya, ”semua jiwa berselisih dan saling kontra, maka barang siapa yang memperbaiki dan mensucikan jiwa, hendaklah bersungguh sungguh dan bermujahadah, berusaha membebaskan diri dari sifat yang buruk, semua keburukan bertempat dalam keburukan dan kerusakan bertempat dalam kerusakan, Allah Ta’ala berfirman yang artinya ”Hai jiwa yang tenang, kembalilah kepada Tuhanmu dengan hati yang puas lagi di-ridhoi-NYA, maka masuklah kedalam jamaah hamba hamba-KU, dan masuklah kedalam syurga-KU,” QS. Al-Fajr 27-30 . Dengan pertolongan dan penghargaan, bersabarlah kamu bersama-Nya, berdiri tegaklah bersama-Nya dan janganlah kamu lupakan Dia, karena setelah kamu mati akan terbangun kembali, dan hal itu akan bermanfaat bagi kamu. Bangunlah untuk Dia sebelum berjumpa dengan-Nya, bangunlah dan ingtlah kepada-Nya sebelum kamu diingatkan tentang urusanmu, lalu kamu menyesal pada waktu yang tidak bermanfaat suatu penyesalan, perbaikilah hatimu, karena jika hati telah baik, segala tindak tandukmu akan menjadi baik. Hati yang baik itu karena adanya takwa dan tawakal kepada Allah Ta’ala, bertauhid kepada-Nya dan ikhlas dalam beramal serta yakin akan kerusakan semua itu apa bila tidak ada tindakan-tindakan tersebut. Wahai manusia, zuhudlah di dunia dan ambillah bagian-bagianmu yang kamu peroleh dari dunia dengan tangan takwa dan wara’ lalu carilah akhirat dan beramallah kamu untuk akhiratmu, sadarkanlah jiwamu dan taatlah kamu kepada Allah Ta’ala, nasehatilah jiwamu terlebih dahulu untuk mengabdi kepada-Nya, lalu nasehatilah orang-orang selain kamu, bagaimana jadinya kalau kamu memperbaiki orang lain sedang kamu sendiri buta, Yang penting bagi kamu adalah, mendidik hatimu untuk selalu berbuat baik, tiada guna lidahmu mengajak orang lain, jika dalam hatimu masih bersarang kekotoran dan dosa syirik, bagaimana manusia akan mengikuti ucapanmu, jika dalam hatimu penuh dengan noda dosa, Kamu jangan seperti orang munafik, orang yang tidak jujur dan tidak sesuai dengan apa yang ada dalam hatinya dengan apa yang di ucapkannya, obatilah hatimu yang sakit sebelum kamu mengobati orang lain, Janganlah kamu menjadi orang yang berlisan syukur, tetapi hatimu berpaling dari hak yang datang kepadamu, memang demikianlah kebanyakan orang. Orang mukmin adalah orang yang tidak mau mengikuti kemauan hawa nafsunya dan hawa setan, jadikanlah hidup di dunia untuk mencari bekal buat akhirat, dan dalam setiap waktunya selalu dipergunakan untuk mengabdi dan beribadah kepada-Nya. Wahai hamba Allah, jagalah ketakwaan dan jagalah syari’at, siapkan dirimu untuk menekan kemauan nafsu, Allah telah berfirman kepada Nabi dan para Rasul untuk menyampaikan berita gembira dan kabar ancaman, Dimanakah rasa syukur dari kamu wahai orang yang berpaling dari Allah ? wahai orang yang melihat nikmat datang dari selain Allah ? adakalanya kamu melihat nikmat itu datang dari selain Allah, suatu saat nanti kamu akan datang menghadap-Nya dan akan melihat kesombonganmu, terkadang kamu meminta pertolongan kepada-Nya dengan menentang-Nya. Wahai hamba Allah, apa bila sakit menimpamu, maka hadapilah dengan lapang dada dan penuh sabar, bertahanlah sampai datangnya obat, apa bila obat telah datang, terimalah dengan rasa syukur kepada Allah. jika kamu berbuat demikian, tentulah hidupmu akan di permudah dan di peringan dari masalah yang sedang kamu hadapi. Orang mukmin yang takut api neraka, itu adalah sebagai jalan yang bisa memutus derita orang mukmin itu sendiri, yang berdampak membawa kekuningan di wajah dan kesedihan di hatinya, niscaya Allah akan menuangkan air rahmat dan karunia dalam hatinya, baginya di bukakan pintu akhirat, sehingga mereka dapat melihat kebenaran janji yang telah di janjikan oleh Allah kepadanya. artikel ini ↑ sengaja diringkas dan diambil bagian-bagian terpentignya saja. Lanjut ↓ Wejangan Dan Nasehat Syeikh Abdul Qodir Jaelani ŰšÙŰłÙ’Ù€Ù€Ù€Ù€Ù€Ù€Ù€Ù€Ù€Ù€Ù€Ù€Ù€Ù€Ù€Ù€Ù…Ù ۧï·ČÙŰ§Ù„Ű±ÙŽÙ‘Ű­Ù’Ù…ÙŽÙ†Ù Ű§Ű§Ű±ÙŽÙ‘Ű­ÙÙŠÙ… Syeikh Abdul Qodir Rahimahullah berkata ”janganlah engkau jadikan kecenderunganmu, kepada sesuatu yang engkau makan, yang engkau minum, yang engkau pakai, yang engkau kawini, yang engkau tempati, karena itu adalah kepentingan nafsu dan watak kemanusiaan saja, lalu dimanakah hikmah dan kecenderungan hati ? rahasia hati, yaitu mencari kebenaran Allah Ta’ala, maka jadikanlah kepentinganmu untuk kembali bertobat kepada Allah Ta’ala dan apa yang ada pada-Nya. Wahai hamba Allah, selisih usiamu pada hari ini, sudah cukup untuk persiapan akhirat, dalam menghadapi datangnya malaikat maut, Cinta kepada Allah dan cinta kepada Rasul itu ada pertalian dengan kefakiran dan cobaan, kalau manusia dalam keadan fakir ia akan terhindar dari tiga penyakit yang berbahaya Pertama Harta bisa membawa kepada berbagai kedosaan, karena sarana nafsu bermacam macam, seorang yang tak punya biaya untuk semacam kedosaan, hatinya tidak akan tergerak untuk melakukannya, timbulnya hasrat itu bila diri merasa sanggup, dan harta adalah sumber kesanggupan yang menggerakkan orang kepada maksiat dan perbuatan dosa, jika diperturutkan, niscaya ia binasa, dan kalau ditahan pahit benar rasanya, karena bersabar sewaktu sanggup adalah lebih berat, ujian senang lebih berat dari pada ujian susah. Kedua Harta itu menarik kepada bermewah di bidang yang mubah, mana bisa orang berharta makan roti gandum, berpakaian kasar, dan menghindari makanan mewah, sebagaimana yang telah di alami para Nabi dan Rasul,. kalau telah terbiasa menikmati keduniaan dan membiasakan diri dengan kemewahan, lalu menjadi kebiasaan yang tak dapat di tinggalkan lagi, mungkin suatu saat kita tak sanggup lagi mengongkosi diri dari usaha yang halal, maka terjerumuslah kita ke bidang syubhat, dan terbenam dalam suasana ria, berminyak air, berdusta, agar urusan dunia ini bisa teratur, dan agar hidup mewah, karena orang yang banyak harta , maka akan banyak pula keperluannya kepada orang lain, akhirnya terpaksalah ia ambil muka terhadap mereka, bila masih mungkin selamat dari bahaya yang pertama tadi, yaitu kesenangan duniawi, kita tak akan dapat selamat dari bahaya dunia ini. Ketiga Tidak dapat dihindarkan lagi, bahwa mengurus harta itu menyebabkan orang lalai dari mengingat Allah, dan setiap hal yang mengganggu dari mengingat-Nya, adalah suatu kerugian, Oleh sebab itu Nabi Isa as, menerangkan, bahwa dalam berharta terdapat tiga macam bahaya, yaitu, bila mengambil dari sumber yang tidak halal, kalaupun dari yang halal, dikhawatirkan di belanjakan kepada yang haram, kalaupun dari yang halal dan di belanjakan kepada yang halal, dikhawatirkan kita akan lalai dan terganggu dari mengingat Allah karena terlalu sibuk mengurus harta. Kalau manusia telah menyadari keberadaan ujian dan cobaan Allah Ta’ala, maka dalam hatinya tidak akan timbul kegoncangan dan kegundahan dalam mengarungi kehidupan ini, dan dia akan selalu tegar karena Allah. Allah Ta’ala berfirman yang artinya ”sesungguhnya manusia amat durhaka, bila dilihatnya dirinya telah kaya harta” 7-6 pen. Mungkin dari tulisan di atas bisa kita ambil hikmahnya, islam tidak melarang umatnya untuk kaya, bahkan umat islam menganjurkan untuk banyak-banyak bersodakoh, ini artinya kita di tuntut untuk bekerja keras dalam mencari harta, silahkan bila ingin menjadi kaya raya namun jangan takut miskin dan janganlah harta kita menjadi penghalang bagi kita untuk beribadah kepada Allah, dan bila sudah berharta, jangan angkuh sombong dan durhaka, ingatlah firman Allah di atas’. Lanjut ↓ Wejangan Dan Nasehat Syaikh Abdul Qodir Jaelani ŰšÙŰłÙ’Ù€Ù€Ù€Ù€Ù€Ù€Ù€Ù€Ù€Ù€Ù€Ù€Ù€Ù€Ù€Ù€Ù…Ù ۧï·ČÙŰ§Ù„Ű±ÙŽÙ‘Ű­Ù’Ù…ÙŽÙ†Ù Ű§Ű§Ű±ÙŽÙ‘Ű­ÙÙŠÙ… Beliau syaikh Abdul Qodir Jaelani Berkata Kefakiran adalah tidak punya sesuatu yang di butuhkan, dan jika tidak membutuhkan sesuatu maka dinamakan kaya, Jika kamu mengerti makna suatu kefakiran, maka semua yang ada selain Allah adalah fakir, karena membutuhkan sesuatu, dan hanya Allah sendiri yang kaya, karena Allah tidak membutuhkan sesuatu pertolongan dari makhluk siapapun. Semua yang ada tentu ada yang mengadakan, adapun yang mengadakan itu Dia-lah Allah Ta’ala, selain Dia adalah makhluk dan makhluk selalu membutuhkan, karena itu setiap makhluk adalah fakir renungkan, Allah berfirman yang artinya “Allah itu kaya dan kamu sekalian adalah fakir” QS. Muhammad 38 Ini adalah fakir secara mutlak, fakir secara keseluruhan, namun yang kita maksudkan disini adalah fakir harta benda. Setiap manusia dilahirkan dalam keadaan fakir, karena memang dia tidak membawa apa apa ketika dilahirkan, namun dalam mencari harta setiap orang dapat dilihat dari lima kriteria Pertama Apa bila dia diberi harta dia tidak suka, dia tidak mengambil harta itu dan benci, karena dia menjaga dirinya dari kejahatan harta dan bahayanya, orang seperti ini di namakan orang zuhud, yaitu orang yang memandang harta sama seperti batu dan tanah dan ini adalah tingkatan tertinggi. Kedua Dia tidak gemar terhadap harta dan tidak pula membencinya, dia zuhud apa bila memperoleh harta, orang seperti ini di namakan orang yang ridho. Ketiga Dia suka kepada harta dari pada tidak ada, tetapi kesukaannya itu tidak sampai membuat dia jadi rakus yang selalu kurang dan ingin bertambah, dia mau mengambil harta itu jika harta itu tidak syubhat dan halal secara mutlak, orang yang seperti ini di namakan orang yang qona’ah, yaitu orang yang menerima dengan ridho apa yang ada ditangannya sendiri, apa yang telah dimiliki, Keempat Dia tidak punya harta lantaran lemah dan tak bisa mencarinya, dan seandainya masih mampu tentu di carinya sekalipun berpayah-payah, dia akan selalu sibuk mencarinya, orang seperti ini sekalipun tak punya harta, tergolong orang yang rakus dan tercela. Kelima Yang dibutuhkan itu benar benar sangat dibutuhkan, seperti orang dalam keadaan lapar dan tak punya pakaian, maka mencari harta dalam keadaan seperti ini sekalipun sangat ingin, bukan di namakan cinta harta, karena yang tidak di miliki memang sangat di butuhkan. Wahai hamba Allah, yang disebut kerja keras itu bukan terletak pada kekesatan pakaianmu dan makananmu, kerja keras adalah terletak pada sikap zuhud hatimu. Wahai hamba Allah jagalah nikmat itu dengan bersyukur, terimalah perintah-Nya dengan membuka telinga, terimalah kesulitan dengan kesabaran dan kemudahan dengan syukur, karena demikianlah keadaan orang orang terdahulu, seperti para Rasul dan orang shalih, mereka selalu bersyukur terhadap nikmat yang diberikan kepadanya dan mereka selalu bersabar atas musibah dan kesulitan yang sedang menimpa dirinya. Sabar adalah suatu ketentuan, daya positif yang mendorong jiwa untuk menunaikan kewajiban, selain itu sabar adalah suatu kekuatan. Wahai hamba Allah, terkadang Allah Ta’ala menjelaskan hukuman di dunia ini dengan memberikan ujian dan cobaan yang berbagai bentuk, seperti cobaan jasmani dan rohani yang berupa panyakit, kecelakaan, sakit ,gelisah, duka cita, rasa tidak aman, kehilangan harta kekayaan, kebakaran, di curi orang, dan kematian,. Ujian dan cobaan yang menimpa manusia itu ada dua penyebab, yaitu disebabkan kedurhakaan terhadap Allah oleh manusia itu sendiri sebagai balasan untuk menghapus dosa kedurhakaanya itu sendiri, dan agar manusia menjadi sadar atas kedurhakaanya itu. Karena takdir Allah sendiri untuk menguji hamba-Nya dan kelak di akhirat akan di ganti dengan rahmat dan keridhaan-Nya, kalau yang di uji itu bersabar dan tawakal kepada-Nya. Cahaya adalah hidayah Allah kepada manusia untuk mengenal-Nya, mengenal Rasul-Nya, serta mengetahui dan mengamalkan ajaran ajaran-Nya, perintah-Nya dilaksanakan dan larangan-Nya di tinggalkan jauh jauh. Wahai hamba Allah, bangkitlah kamu dari perangkap maksiat, peliharalah dengan pasrah hukum hukum-Nya, apa bila datang kepadamu suatu kenikmatan bersyukurlah kamu kepada-Nya, apa bila datang kepadamu suatu kesulitan, maka bersabarlah dan bertobatlah atas kesalahan kesalahanmu, ukurlah dirimu, karena Allah tidak akan menganiaya hamba hamba-Nya yang taat beribadah, ingatlah akan kematian dan apa yang terjadi setelah kematian itu. Bangunlah wahai hamba hamba Allah! sampai kapan tidurmu, kebodohanmu, sampai kapan kamu mengulang ulang kebatilanmu, mengapa tidak kamu biasakan mengabdi kepada Allah, dan untuk mengikuti syari’at syari’at-Nya. Lanjut ↓ Wejangan Dan Nasehat Syeikh Abdul Qodir Jaelani. ŰšÙŰłÙ’Ù€Ù€Ù€Ù€Ù€Ù€Ù€Ù€Ù€Ù€Ù€Ù€Ù€Ù€Ù€Ù€Ù…Ù ۧï·ČÙŰ§Ù„Ű±ÙŽÙ‘Ű­Ù’Ù…ÙŽÙ†Ù Ű§Ű§Ű±ÙŽÙ‘Ű­ÙÙŠÙ… Wahai hamba Allah, kehendakmu kepada Allah tidak benar kecuali kau tunjukkan kepada-Nya semata hendak menuju Allah itu harus murni, harus berhati suci dan bebas dari selain Dia. dan kalau tidak, usaha itu dinamakan riya, syirik, mempersekutukan Allah dengan benda yang lain, maka orang yang seperti itu dinamakan orang yang merugi karena hatinya tidak tenang, hatinya selalu gundah karena keinginannya tak pernah terpenuhi, dan rugi di akhirat karena disana nanti akan memperoleh imbalan siksa yang menghinakan. Wahai hamba Allah, janganlah kamu bermesra dengan hadirnya setan di hatimu, dengan kesenangan dunia dan syahwat, penjelmaan setan yang berbentuk manusia adalah mereka yang menjalin persahabatan dengan nilai yang buruk dan teman yang suka membual. Wahai hamba Allah, jagalah ketenangan hatimu dihadapan Allah dan tinggalkanlah tingkah laku yang buruk, jika kamu ingin memperoleh berkah Allah, berkah Allah itu hanya diperoleh orang orang yang berhati tenang dan meniggalkan tingkah laku yang buruk, Rasulullah pernah bersabda ”tiada puasa bagi orang yang dibayangi oleh makan daging manusia.” bahwa puasa itu bukan hanya meninggalkan makan dan minum, tetapi disandarkan juga pada bentuk meniggalkan perbuatan dosa, takutlah terhadap dosa gunjing karena hal itu merongrong yang baik bagaikan api memakan kayu bakar, maka apa arti puasa seseorang kalau hatinya penuh dosa, lisannya dipergunakan untuk berbicara yang tidak tetap baik, berdusta, menghina orang, menyakiti orang, kalau tingkah laku orang itu sudah buruk, maka puasanya itu tidak punya arti apa apa, walaupun dia sudah meningalkan makan, minum dan berduka, Wahai hamba Allah, takutlah kamu terhadap pandangan yang disertai syahwat, karena hal itu memendam kemaksiatan dalam hati, yang akibatnya kamu tidak terpuji di dunia dan di akhirat, takutlah kamu akan sumpah palsu karena perbuatan itu ibarat rumah tanpa kamar, dan menghilangkan barakah agamamu, Wahai hamba Allah, janganlah kamu menafkahkan hartamu dengan sumpah dusta dan kamu binasakan agamamu, kalau kamu punya akal tentu kamu mengerti bahwa hal itu termasuk pandangan lemah. Wahai penghuni bumi, tidak lama lagi penyesalan akan datang kepadamu di hari penampakan dan kerugian, hitunglah dirimu sebelum datang hari kiamat yang memperdayakan dirimu dengan hukum Allah, sadarkah kamu berada dalam lingkaran yang buruk karena berbuat kemaksiatan, goncang dan suka menzalimi manusia, kemaksiatan itu cenderung ke arah kekafiran, sebagaimana penyakit cenderung ke arah kematian sebelum datang malaikat maut mencabut nyawamu. Wahai hamba Allah, bertobatlah kamu, apakah kamu tahu bahwa Allah Ta’ala menguji kamu dengan suatu ujian itu agar kamu bertobat kepada-Nya, tetapi kamu berpikir tidak mau memikirkan untuk melepaskan maksiat terhadap-Nya?, dizaman ini tiada cobaan atas seseorang kecuali dalam batas keterasingan. Wahai hamba Allah, perbuatan dosa itu suatu kepedihan bukan suatu kenikmatan, perbuatan dosa itu adalah siksa untuk dirimu, dan perbuatan dosa itu tidak dapat menambah kemuliaan, Segolongan manusia itu ada yang diuji agar mereka mendapatkan derajat yang tinggi di hadapan Allah Ta’ala, mereka sabar bersama Dia karena ingin memperoleh ridha-Nya, apabila hal ini sempurna maka pengusaan ilmu baginya pun sempurna, tetapi jika hal ini tidak sempurna, maka mereka merasa yakin bahwa mereka dalam kebinasaan. Lanjut ↓ Wejangan Syeikh Abdul Qodir Jaelani ŰšÙŰłÙ’Ù€Ù€Ù€Ù€Ù€Ù€Ù€Ù€Ù€Ù€Ù€Ù€Ù€Ù€Ù€Ù€Ù…Ù ۧï·ČÙŰ§Ù„Ű±ÙŽÙ‘Ű­Ù’Ù…ÙŽÙ†Ù Ű§Ű§Ű±ÙŽÙ‘Ű­ÙÙŠÙ… Beliau Syeikh Abdul Qodir Jaelani Rahimahullah Berkata Wahai hamba Allah, janganlah kamu berputus asa dari memperoleh petunjuk Allah dan lepas dari duka cita, sesungguhnya Dia dekat, Allah Ta’ala berfirman yang artinya ”kamu tidak mengetahui barangkali Allah mengadakan sesudah itu kejadian yang baru.” QS. ath-Thalaq 1. Wahai hamba Allah, janganlah kamu lari dari ujian dan cobaan, karena datangnya ujian dan cobaan yang di barengi dengan sabar itu sebagai pondasi setiap kebaikan, pondasi kenabian, kerasulan, kewalian, dan kearifan, Kecintaan kepada Allah itu ada pada ujian dan cobaan. Jika kamu tidak sabar atas datangnya ujian dan cobaan yang menimpa kamu, berarti kamu tidak punya pondasi. Sesungguhnya kamu lari dari ujian dan cobaan yang menimpa kamu, berarti kamu tidak butuh dalam kewalian, makrifat dan dekat dengan Allah. Bersabarlah kamu sehingga kesabaran itu sering bersama kamu. Orang mukmin itu tidak takut dan mengharap kecuali kepada Allah saja, Dalam hatinya telah diberi kekuatan dan rahasia, hatinya teguh kepada Allah, sebab yang dituju hanya Dia semata. Wahai amba Allah, kamu pasti merasakan kemanisan, kepahitan, kebaikan, kerusakan, kekotoran, dan kejernihan, Apa bila hatimu ingin bersih secara sempurna maka lepaskanlah hatimu dari sesuatu selain Allah. Wahai hamba Allah, janganlah kamu menjadi orang yang jahil yang khawatir anaknya kelaparan, yang hatinya goncang memikirkan nasib perekonomian anak anaknya nanti, tetapi tidak memikirkan apa yang hendak di sembah nanti oleh anak anaknya itu, menyembah dunia atau menyembah Allah Ta’ala. Wahai hamba Allah, keluarkan isi hatimu sampai telanjang dari keduniaan ini, dekati pintu akhirat dan masuklah kesana. Wahai hamba Allah, janganlah kamu berpaling dari Allah Ta’ala dan jangan pula kamu berpaling dari hamba hamba-Nya yang shaleh, Jika kamu berpaling dari Allah Ta’ala, berarti kamu kufur kepada-Nya. dan apabila kamu berpaling dari hamba hamba-Nya yang shaleh, berarti kamu berpaling dari ayat ayat-Nya, Karena mereka orang orang yang shaleh adalah pewaris para nabi, yang selau mengajak kamu untuk berbuat kebaikan dan melarang berbuat kemungkaran. Wahai hamba Allah, beramallah kamu dengan anggota tubuhmu dan hadapkanlah hatimu kepada-Nya semata, Amalanmu adalah untuk dirimu dan untuk persiapanmu dengan Tuhanmu nanti, Ilmu lahir jadi penerang lahir dan ilmu batin menjadi penerang batin, ilmu sebagai penerang antara kamu dengan Tuhanmu, kalau kamu beramal menurut ilmu yang kamu miliki tentu memperdekat jalanmu kepada Tuhanmu. Ya Allah tuhan kami berilah kami kebaikan di dunia dan di akhirat, dan jagalah kami dari siksa api neraka. Amin. Lanjut ↓ Wejangan Dan Nasehat Syeikh Abdul Qodir Jaelani ŰšÙŰłÙ’Ù€Ù€Ù€Ù€Ù€Ù€Ù€Ù€Ù€Ù€Ù€Ù€Ù€Ù€Ù€Ù€Ù…Ù ۧï·ČÙŰ§Ù„Ű±ÙŽÙ‘Ű­Ù’Ù…ÙŽÙ†Ù Ű§Ű§Ű±ÙŽÙ‘Ű­ÙÙŠÙ… Syeikh Abdul Qodir Jaelani Berkata Wahai hamba Allah, berhentinya keinginan terhadap apa yang sudah diberikan, dan tidak ada lagi keinginan untuk menambah dari yang sudah ada adalah sifat qona’ahmu yang terpuji, Ketahuilah, bahwa qona’ah itu adalah menerima dengan rela apa yang telah ada, memohon kepada Allah tambahan yang pantas serta disertai usaha karena mencari keridhaan Allah, menerima dengan sabar akan takdir Allah, bertawakal kepada-Nya, dan tidak tertarik oleh tipu daya dunia, Yakinlah kamu bahwa qona’ah itu suatu sikap hidup yang harus di miliki oleh setiap muslim, karena dengan qona’ah hati menjadi tenang, bahkan menjadi suatu modal yang takkan pernah habis, dalam situasi dan kondisi apapun. Perhatikan sabda Nabi ”qona’ah itu adalah harta yang tak akan pernah hilang dan simpanan yang tidak akan lenyap.” HR. Thabrani dari Jabir Abu Sulaiman Anshari berkata ”Qona’ah adalah merupakan bagian dari sikap ridha, sebagaimana Wara’ adalah merupakan bagian dari sikap Zuhud. Qona’ah adalah permulaan Ridha, dan Wara’ adalah permulaan zuhud.” Sikap qona’ah adalah suatu sikap yang dituntut oleh setiap mukmin, karena dengan sikap qona’ah mereka dapat terhindar dari ajakan nafsu terhadap dunia dan kemewahannya, dan keinginan hawa nafsu kepada dunia ini tidak akan pernah puas, bahkan akan membawa manusia untuk selalu disibukkan dengan urusan dunia semata, Sehingga lupa untuk mempersiapkan kehidupan akhirat dan Tuhannya. Qona’ah adalah suatu sikap yang dapat mendidik manusia untuk bersyukur kepada nikmat Allah, dan dengan bersyukur kepada nikmat Allah itulah manusia memperbanyak beribadah kepada Allah Ta’ala. perhatikan sabda Nabi Sallallahu Alaihi Wa Salam ”Jadikanlah kamu orang yang wara’ tentu kamu menjadi manusia yang paling banyak beribadah, dan jadilah kamu orang yang bersifat qona’ah, tentu kamu menjadi manusia yang paling bersyukur.” HR. Bukhari dari Abu Hurairah Muhammad bin Tirmidzi berkata ”Qona’ah adalah jiwa merasa lapang dengan rezeki yang diberikan Allah kepadanya, dan hilang rasa tamak terhadap sesuatu yang tidak dicapai.” Wahai hamba Allah, maksud qona’ah itu sangat luas, qona’ah menyuruh manusia untuk betul-betul percaya akan kekuasaan Tuhannya yang melebihi kekuasaan manusia. Qona’ah menyuruh sabar menerima ketentuan Allah Ta’ala jika ketentuan itu tidak menyenangkan, dan menyuruh manusia bersyukur bila Allah meminjami kenikmatan kepadanya, Dalam hal yang demikian manusia masih tetap di suruh berusaha keras, sebab selama manusia masih hidup, masih diwajibkan berusaha mencari rezeki. Kamu bekerja bukan berarti meminta tambahan yang telah ada dan tak merasa cukup apa yang telah ada didalam tangan, tetapi kamu bekerja sebab kamu masih hidup, dan orang hidup itu wajib bekerja, inilah maksud qona’ah
.. BERSAMBUNG Sumber artikel Semoga Bermanfa’at Untuk Kita Semua
 Selamat menjalankan kehidupan dengan sebaik-baiknya & sebenar-benarnya. Yang paling aku khuatirkan atas umatku ialah manusia hipokrit (munafik) yang pandai berkata-kata".." ~ Syeikh Abdul Qadir Al-Jailani "Kenalilah Allah s.w.t., janganlah rasa bodoh terhadapNya. Taatlah kepadaNya, jangan mendurhakaiNya. Redhalah atas kententuan takdirNya, jangan kau ingkari. Kenalilah Al-Haq Azza Wajalla melalui ciptaanNya. “Orang yang beriman selalu menyembunyikan apa yang ada padanya. Jika lisannya terlanjur mengucapkan sesuatu yang kurang baik, maka ia segera memperbaiki ungkapan yang diucapkan itu. Berusahalah menutupi apa yang telah lahir, dan mohon kemaafan.”Syeh Abdul Qodir Jaelani “Janganlah kamu menghendaki kelebihan dan kekurangan. Janganlah mencari kemajuan dan kemunduran. Sebab ketentuan telah menetapkan bagian masingÂČ. Setiap orang di antara kamu, tidak diwujudkan melainkan telah ditentukan catatan mengenai pengalaman hidupnya secara khusus.”Syeh Abdul Qodir Jaelani “Jika dunia dan akhirat datang melayanimu, dengan tanpa susah payah, ketuklah pintu Tuhanmu dan menetaplah di dalamnya. Bila kamu telah menetap di dalamnya, akan jelaslah bagimu seperti “buah fikiran.”Syeh Abdul Qodir Jaelani “Janganlah engkau menuntut imbuhan atas amal perbuatanmu, baik keduniaan maupun keakhiratan. Janganlah kamu mencari nikmat, carilah Zat yang memberimu nikmat. Carilah tetangga sebelum mendapatkan rumah. Dialah Zat yang mewujudkan segala sesuatu, Zat yang mengaturkannya dan yang wujud sesudah segala sesuatu. Saudaraku, Janganlah kamu termasuk golongan orangÂČ yang apabila diberi nasehat, tidak mau menerima, dan jika mendengar nasehat tidak mau mengamalkannya. Ketahuilah, bahwa agamamu akan terhapus hilang disebabkan empat perkara1. Kamu tidak mengamalkan apa yang telah kamu Kamu mengamalkan apa yang tidak kamu Kamu tidak mau berusaha mengetahui apa yang tidak kamu ketahui, sehingga tetap Kamu melarang manusia untuk berusaha mengetahui apa yang mereka tidak mengetahuinya..”Syeh Abdul Qodir Jaelani “Kepada mereka yang fasik, takutlah kepada orang yang beriman. Jangan bergaul dengan dia, selagi kamu masih bergelimang dengan kemaksiatan yang keji. Sebab, orangÂČ mukmin, dengan cahaya Illahi, mengetahui apa yang ada dalam dirimu. Mereka mengetahui syirik dan munafikmu dengan melihat tindakan dan gejolak yang ada di balik dirimu. Mereka melihat cela dan aibmu. Barangsiapa tidak mengetahui tempat keberuntungan, lalu dia jelas tidak akan beruntung. Jika demikian, berarti berubah akalmu, dan teman-temanmu pun berubah akal pula. Sabda Nabi Muhammad Saw yang artinya; “Takutlah kamu dengan firasat seorang mukmin. Sebab ia memandang sesuatu dengan cahaya Illahi.”Syeh Abdul Qodir Jaelani “Para kekasih Allah aulia terhadap makhluk adalah buta, tuli dan bisu. Jika hati mereka telah dekat kepada Allah Azza Wajalla, maka mereka tidak mendengar dan melihat selain-Nya. Mereka berada pada kedudukan antara Al-Jalal dan Al-Jamal, tidak berpaling ke kanan ataupun kiri. Bagi mereka tidak ada belakang, yang ada hanyalah depan. Manusia, jin, malaikat dan makhluk yang lain melayani mereka. Demikian pula hukum dan ilmu. Karunia fadhal merupakan santapan dan penyegarnya. Mereka makan dari fadhal-Nya dan minum susu-Nya. Mereka minum, mereka merasa bising terhadap suara-suara manusia, tetapi mereka tinggal bersama-dengannya makhluk. Mereka menyuruh makhluk melaksanakan perintah Allah SWT, mencegah makhluk dari mengerjakan larangan-larangan-Nya, sebagai penerus ajaran yang dibawa oleh Nabi Muhammad SAW. Merekalah pewaris yang sebenarnya. Para kekasih Allah itu tidak pernah bertindak dan bersikap demi diri dan nafsunya sendiri. Mereka mencintai sesuatu karena Allah Azza Wajalla dan membenci sesuatu juga karena-Nya. Semuanya demi Dia, tidak ada bagian yang diberikan kepada selain-Nya. Firman Allah SWT, yang artinya “Sesungguhnya yang takut kepada Allah di antara hamba-hamba-Nya, hanyalah para ulama” Fathir 28.”Syeh Abdul Qodir Jaelani “Terimalah nasib dengan zuhud, tidak dengan kebencian. Orang yang makan sambil menangis tidak sama dengan orang yang makan sambil ketawa, dalam menerima segala ketentuan-Nya. Senantiasalah hatimu dengan Allah Azza Wajalla. Berserah dirilah atas keburukan nasib. Kamu makan sesuatu yang diberikan oleh tabib dan sesuai dengan obatnya adalah lebih baik daripada makan sesuatu yang kamu sendiri tidak mengetahui asal usulnya. Selama hatimu keras terhadap amanat, maka hilanglah rahmat darimu, dan hilanglah pula segala yang ada padamu. HukumÂČ syariat itu amanat yang dibebankan kepadamu, sedangkan kamu meninggalkan dan mengkhianatinya. Tidak berguna lagi jika amanat telah lenyap dari hatimu.”Syeh Abdul Qodir Jaelani “Andaikata tanpa karunia Allah Azza Wajalla, mana mungkin orang berakal mentadbir negara, bergaul dengan para penghuninya, yang telah dilanda sifat riak, nifak, zalim bergelimang syubhat dan haram. Benar telah tersebar kekufuran, Ya Allah. Kami mohon pertolongan kepada-Mu dari kefasikan kelancangan. Telah banyak kelemahan melanda para zindik. Sungguh telah ku bongkar rahasia rumah kamu. Tetapi aku mempunyai dasar yang memerlukan pembina. Aku mempunyai anak-anak yang memerlukan pendidikan. SEANDAINYA KU UNGKAP SEBAGIAN RAHASIAKU, tentu hal ini merupakan pangkal perselisihan antara aku dengan kamu..”Syeh Abdul Qodir Jaelani “Nasehatilah dirimu terlebih dahulu, kemudian baru orang lain. Kamu harus memelihara nafsumu. Jangan kamu mengira kesalahan orang lain sebab, dirimu masih memerlukan perbaikan. Adakah kamu tau bagaimana cara membersihkan orang lain? Bagaimana menonton orang lain? Padahal yang dapat memimpin manusia adalah orangÂČ yang awas. Hanya perenang ulung yang dapat menyelamatkan orang lain yang tenggelam dalam lautan. Hanya orang yang mengetahui Allah yang dapat mengarahkan umat manusia ke arah jalan-Nya. Tidaklah ucapan yang diperlukan untuk berbakti kepada Allah Swt melainkan perbuatan nyata.”Syeh Abdul Qodir Jaelani “Nafsu seseorang selalu menentang dan membangkang. Maka barangsiapa ingin menjadikannya baik, hendaklah ia bermujahadah, berjuang melawannya, sehingga terselamatkan dari kejahatannya. Hawa nafsu semuanya adalah keburukan dalam keburukan, namun apabila telah terlatih dan menjadi tenang, berubahlah ia menjadi kebaikan di dalam kebaikan.” ↑ Syeh Abdul Qodir Jaelani ↑Dipetik Dari Buku Al-Fath Ar-Rabbani Hakikat Pengabdian, Wallahu A’lam. “Syirik itu terdapat pada lahir maupun batin. Syirik lahir adalah menyembah berhala sedangkan syirik batin adalah berpegang kepada makhluk dan memandang mereka dapat memberi kemudaratan dan manfa’at.” Wahai anak; “Janganlah kamu menuntut sesuatu kepada seseorang. Jika kamu mampu untuk memberi dan tidak mengambil mencuri maka lakukanlah. Jika kamu mampu melayani dan kamu tidak minta dilayani oleh orang lain maka lakukanlah.” “Jadikanlah akhiratmu sebagai modalmu dan jadikan duniamu sebagai keuntunganmu. Gunakanlah seluruh waktumu untuk menghasilkan akhiratmu. Lalu apabila dari waktumu itu ada sedikit yang masih tersisa maka gunakanlah untuk berusaha dalam urusan duniamu dan mencari penghidupanmu.” “Mudah-mudahan umat Islam diselamatkan dari bencana alam selama dia masih mau mendo’akan saudaranya yang seiman.” “Yang paling beruntung adalah mereka yang mampu ikhlas mulai dari awal hingga akhirnya.” “Berpikirlah, bahwasanya sesuatu yang kamu cintai di dunia ini tidak akan kekal selamanya. Tidak abadi dan pasti fana. Jika kamu telah menyadari hal ini, maka kamu tidak akan melupakan-Nya walaupun sekejap.” “Sesungguhnya bencana terhadapmu bukan untuk menghancurkanmu melainkan sesungguhnya akan mengujimu, mengesahkan kesempurnaan imanmu dan menguatkan dasar kepercayaanmu dan memberikan kabar baik ke dalam batinmu.” “Orang itu dikatakan dekat dengan Allah selama dia meluangkan waktunya untuk berdzikir setiap hari.” “Selama hidup di dunia ini, yang terbaik adalah menyelamatkan hati dari buruk sangka.” Jika bertemu dengan orang kafir, maka katakanlah dalam hatimu “Aku tidak tahu bagaimana keadaannya kelak, bisa jadi di akhir usianya dia memeluk agama islam dan beramal saleh. Dan bisa jadi di akhir usia, diriku kufur dan berbuat buruk.” Jika bertemu dengan seorang yang bodoh, maka katakanlah dalam hatimu “Orang ini bermaksiat kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala, karena dia bodoh tidak tahu, sedangkan aku bermaksiat kepada-Nya padahal aku mengetahui akibatnya. Dan aku tidak tahu bagaimana akhir umurku dan umurnya kelak. Dia tentu lebih baik dariku Jika bertemu orang tua, maka ucapkanlah dalam hatimu “Dia telah beribadah kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala, jauh lebih lama dariku, tentu dia lebih baik dariku.” Jika bertemu dengan seorang yang berilmu, maka ucapkanlah dalam hatimu “Orang ini memperoleh karunia yang tidak akan kuperoleh, mencapai kedudukan yang tidak akan pernah kucapai, mengetahui apa yang tidak kuketahui dan dia mengamalkan ilmunya, tentu dia lebih baik dariku.” Jika engkau bertemu dengan seseorang, maka yakinilah bahwa dia lebih baik darimu. Ucapkan dalam hatimu “Bisa jadi kedudukannya di sisi Allah Subhanahu wa Ta’ala, jauh lebih baik dan lebih tinggi dariku” jika bertemu anak kecil, maka ucapkanlah dalam hatimu “Anak ini belum bermaksiat kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala, sedangkan diriku telah banyak bermaksiat kepada-Nya. Tentu anak ini jauh lebih baik dariku.” Hai yang ternoda karena ketamakannya
.andaikata kau bersama penghuni bumi bersatu untuk mendatangkan sesuatu yang bukan bagianmu, maka kalian semua tidak akan mampu mendatangkannya. Oleh karena itu tinggalkanlah rasa tamak untuk mencari sesuatu rezeki yang telah ditetapkan untukmu, maupun yang tidak ditetapkan untukmu. Apakah pantas bagi seorang yang berakal untuk menghabiskan waktunya memikirkan sesuatu yang telah selesai pembagiannya
.? Wahai Allah
Dzat yang mengetahui Kelemahanku dari memuji-Mu,
Aku memohon kehadirat-Mu
. sesempurna orang yang memuji-Mu,
Engkau bukakan haqeqat-haqeqat Asmamu & Sifat-Mu,
..dan kenalkan aku melalui Kesempurnaan-Mu yang Maha lembut. “Bantulah orang fakir dengan sebagian harta kalian. Jangan pernah menolak pengemis, padahal kalian mampu memberikan sesuatu untuknya baik sedikit maupun banyak. Raihlah kasih sayang Allah dengan pemberian kalian. Bersyukurlah kepada Allah yang telah membuat kalian mampu memberi. Jika pengemis adalah hadiah dari Allah, sementara kalian mampu memberinya, mengapa kalian menolak hadiah itu?! Bohong kalau kalian mendengar nasehat dan menangis di hadapanku, tapi saat orang datang meminta uluran tangan, kalian malah membiarkannya. Itu menunjukkan bahwa tangisan kalian bukan karena Allah.” Syeh Abdul Qodir Jaelani Dunia Adalah Ladang dan Akhirat Adalah Tempat Tinggal “Wahai muridku, jangan jadikan apa yang kamu makan dan minum, yang kamu pakai, yang kamu nikahi dan berkumpul dengannya sebagai tujuan dan cita-cita. Semuanya adalah dorongan hasrat dan hawa dan cita-cita hati adalah Allah al-Haq. Maka jadikanlah Allah dan segala yang ada pada-Nya sebagai tujuan dan cita-citamu. Dunia ada penggantinya yaitu akhirat. Makhluk ada penggantinya yaitu sesuatu yang kamu tinggalkan didunia, akan engkau dapati pengganti yang lebih baik didalam kehidupan yang akan datang. Anggaplah bahwa masih tersisa umur sampai hari ini, bersiaplah untuk kehidupan akhirat, karena kesempatan itu akan hilang dengan datangnya malaikat Izrail pencabut adalah ladang dan tempat singgah bagi manusia, dan akhirat adalah tempat diam. Jika semangat dari Allah telah datang, maka keduanya dunia dan akhirat akan tertutupi. Sehingga dia akan berdiri diantara keduanya, tidak kepada dunia dan tidak kepada akhirat.”Syeh Abdul Qodir Jaelani Hidup di Dunia Bagai Berteduh Di Bawah Pohon Rosulullah Saw tidur diatas sebuah tikar, ketika beliau bangun tampak bekas tikar itu di pinggangnya. Kemudian kami berkata “Wahai Rosulullah bagaimana seandainya kami membuatkan kasur alas tidur yang empuk untuk anda?” Maka Beliau bersabda “Apalah artinya dunia ini bagiku? Aku didunia ini hanyalah bagaikan seorang pengendara yang berteduh dibawah sebuah pohon kemudian pergi dan meninggalkannya.”HR. Tirmidzi Dunia Ini Tidak Berharga Rosulullah Saw bersabda “Sesungguhnya dunia ini dilaknat dibenci karena tidak berharga dan dilaknat pula apa yang ada didalamnya kecuali dzikir kepada Allah dan segala yang mendekatkan kepada-Nya, orang alim dan orang yang menuntut ilmu.”HR. Tirmidzi Dunia di Tangan Bukan di Hati “Dunia boleh saja ditanganmu atau berada disakumu untuk engkau simpan dan pergunakan dengan niat yang baik. Tetapi jangan meletakkannya didalam hati. Engkau boleh menyimpannya diluar pintu hati, tetapi jangan memasukkannya ke dalam pintu. Karena hal itu, tidak akan melahirkan kemuliaan bagimu.”Syeh Abdul Qodir Jaelani firman Allah Swt “Ketahuilah bahwa kehidupan dunia hanyalah senda gurau, permainan dan perhiasan”Senda gurau, permainan, dan perhiasan bagi anak kecil yang bodoh, bukan untuk orang-orang dewasa yang memiliki akal sehat. Aku telah memberitahukan bahwa dunia hanya untuk orang yang bodoh yang tidak berakal sehat. Dan aku juga telah memberitahukan bahwa kalian diciptakan bukan untuk permainan dan sibuk dengan dunia dengan melupakan akhirat. Apabila engkau mengambil bagian dunia dengan hawa nafsu, keinginan, dan syahwat, maka apa yang engkau dapat darinya hanya berupa ular, kalajengking, dan racun. Sibukkanlah dirimu dengan akhirat, kembalikan hatimu untuk dekat dengan-Nya. Sibuklah dengan-Nya, setelah itu barulah engkau ambil apa saja yang datang kepadamu dunia, melalui tangan kemurahan-Nya.”Syeh Abdul Qodir Jaelani Allah Tidak Memandang Dunia Karena Tidak Berharga Nabi Saw bersabda “Sejak Allah menciptakan dunia, Dia tidak pernah memandangnya.” Hasan ra mengatakan bahwa maksudnya; Allah Swt tidak pernah memandangnya dengan pandangan rahmat-Nya karena kebencian-Nya. Sungguh dunia itu merupakan hijab penghalang yang besar. Dengan ujian dunia akan terbukti manakah orang yang bersih dan manakah orang yang cacat. Orang yang masih terdapat cinta dunia didalam hatinya tidak akan bisa sampai pada kelezatan bermunajat kepada-Nya. Karena cinta dunia itu berlawanan dengan Allah dan berlawanan dengan sesuatu yang dicintai-Nya.”Syeh Abdul Qodir Jaelani “Kefakiran adalah tidak punya sesuatu yang di butuhkan, dan jika tidak membutuhkan sesuatu maka dinamakan kaya.”[Syeh Abdul Qodir Jaelani] ”Jika kamu mengerti makna suatu kefakiran, maka semua yang ada selain Allah adalah fakir, karena membutuhkan sesuatu, dan hanya Allah sendiri yang kaya, karena Allah tidak membutuhkan sesuatu pertolongan dari makhluk siapapun.“[Syeh Abdul Qodir Jaelani] “Semua yang ada tentu ada yang mengadakan, adapun yang mengadakan itu Dia-lah Allah Ta’ala, selain Dia adalah makhluk dan makhluk selalu membutuhkan, karena itu setiap makhluk adalah fakir renungkan, Allah berfirman yang artinya “Allah itu kaya dan kamu sekalian adalah fakir”QS. Muhammad 38 Ini adalah fakir secara mutlak, fakir secara keseluruhan, namun yang kita maksudkan disini adalah fakir harta benda. Setiap manusia dilahirkan dalam keadaan fakir, karena memang dia tidak membawa apa apa ketika dilahirkan, namun dalam mencari harta setiap orang dapat dilihat dari lima kriteria Pertama Apa bila dia diberi harta dia tidak suka, dia tidak mengambil harta itu dan benci, karena dia menjaga dirinya dari kejahatan harta dan bahayanya, orang seperti ini di namakan orang zuhud, yaitu orang yang memandang harta sama seperti batu dan tanah dan ini adalah tingkatan tertinggi. Kedua Dia tidak gemar terhadap harta dan tidak pula membencinya, dia zuhud apa bila memperoleh harta, orang seperti ini di namakan orang yang ridho. Ketiga Dia suka kepada harta dari pada tidak ada, tetapi kesukaannya itu tidak sampai membuat dia jadi rakus yang selalu kurang dan ingin bertambah, dia mau mengambil harta itu jika harta itu tidak syubhat dan halal secara mutlak, orang yang seperti ini di namakan orang yang qona’ah, yaitu orang yang menerima dengan ridho apa yang ada ditangannya sendiri, apa yang telah dimiliki, Keempat Dia tidak punya harta lantaran lemah dan tak bisa mencarinya, dan seandainya masih mampu tentu di carinya sekalipun berpayah-payah, dia akan selalu sibuk mencarinya, orang seperti ini sekalipun tak punya harta, tergolong orang yang rakus dan tercela. Kelima Yang dibutuhkan itu benar benar sangat dibutuhkan, seperti orang dalam keadaan lapar dan tak punya pakaian, maka mencari harta dalam keadaan seperti ini sekalipun sangat ingin, bukan di namakan cinta harta, karena yang tidak di miliki memang sangat di butuhkan.”[Syeh Abdul Qodir Jaelani] ”Wahai hamba Allah, yang disebut kerja keras itu bukan terletak pada kekesatan pakaianmu dan makananmu, kerja keras adalah terletak pada sikap zuhud hatimu.“[Syeh Abdul Qodir Jaelani] Wahai hamba Allah, jagalah nikmat itu dengan bersyukur, terimalah perintah-Nya dengan membuka telinga, terimalah kesulitan dengan kesabaran dan kemudahan dengan syukur, karena demikianlah keadaan orang orang terdahulu, seperti para Rasul dan orang shalih, mereka selalu bersyukur terhadap nikmat yang diberikan kepadanya dan mereka selalu bersabar atas musibah dan kesulitan yang sedang menimpa dirinya.”[Syeh Abdul Qodir Jaelani] ”Sabar adalah suatu ketentuan, daya positif yang mendorong jiwa untuk menunaikan kewajiban, selain itu sabar adalah suatu kekuatan.“[Syeh Abdul Qodir Jaelani] ”Wahai hamba Allah, terkadang Allah Ta’ala menjelaskan hukuman di dunia ini dengan memberikan ujian dan cobaan yang berbagai bentuk, seperti cobaan jasmani dan rohani yang berupa panyakit, kecelakaan, sakit ,gelisah, duka cita, rasa tidak aman, kehilangan harta kekayaan, kebakaran, di curi orang, dan kematian.“[Syeh Abdul Qodir Jaelani] “Ujian dan cobaan yang menimpa manusia itu ada dua penyebab, yaitu Disebabkan kedurhakaan terhadap Allah oleh manusia itu sendiri sebagai balasan untuk menghapus dosa kedurhakaanya itu sendiri, dan agar manusia menjadi sadar atas kedurhakaanya takdir Allah sendiri untuk menguji hamba-Nya dan kelak di akhirat akan di ganti dengan rahmat dan keridhaan-Nya, kalau yang di uji itu bersabar dan tawakal kepada-Nya.”[Syeh Abdul Qodir Jaelani] ”Cahaya adalah hidayah Allah kepada manusia untuk mengenal-Nya, mengenal Rasul-Nya, serta mengetahui dan mengamalkan ajaran ajaran-Nya, perintah-Nya dilaksanakan dan larangan-Nya di tinggalkan jauh jauh.“[Syeh Abdul Qodir Jaelani] Wahai manusia, zuhudlah di dunia dan ambillah bagian-bagianmu yang kamu peroleh dari dunia dengan tangan takwa dan wara’ lalu carilah akhirat dan beramallah kamu untuk akhiratmu, sadarkanlah jiwamu dan taatlah kamu kepada Allah Ta’ala, nasehatilah jiwamu terlebih dahulu untuk mengabdi kepada-Nya, lalu nasehatilah orang-orang selain kamu, bagaimana jadinya kalau kamu memperbaiki orang lain sedang kamu sendiri buta ?! Yang penting bagi kamu adalah, mendidik hatimu untuk selalu berbuat baik, tiada guna lidahmu mengajak orang lain, jika dalam hatimu masih bersarang kotoran dan dosa syirik, bagaimana manusia akan mengikuti ucapanmu, jika dalam hatimu penuh dengan noda dosa ?! “Kamu jangan seperti orang munafik, orang yang tidak jujur dan tidak sesuai dengan apa yang ada dalam hatinya dengan apa yang di ucapkannya, obatilah hatimu yang sakit sebelum kamu mengobati orang lain.” “Janganlah kamu menjadi orang yang berlisan syukur, tetapi hatimu berpaling dari hak yang datang kepadamu, memang demikianlah kebanyakan orang.” “Orang mukmin adalah orang yang tidak mau mengikuti kemauan hawa nafsunya dan hawa setan, jadikanlah hidup di dunia untuk mencari bekal buat akhirat, dan dalam setiap waktunya selalu dipergunakan untuk mengabdi dan beribadah kepada-Nya.” Wahai hamba Allah, jagalah ketakwaan dan jagalah syari’at, siapkan dirimu untuk menekan kemauan nafsu, Allah telah berfirman kepada Nabi dan para Rasul untuk menyampaikan berita gembira dan kabar ancaman ! ”Dimanakah rasa syukur dari kamu wahai orang yang berpaling dari Allah ? wahai orang yang melihat nikmat datang dari selain Allah ? adakalanya kamu melihat nikmat itu datang dari selain Allah, suatu saat nanti kamu akan datang menghadap-Nya dan kamu akan melihat kesombonganmu sendiri.“ “Suatu kaum itu disibukkan untuk memberi kepada makhluk. Mereka mengambil dan memberi. Mengambil dari karunia dan rahmat Allah dan memberikan kepada fakir dan miskin yang ditimpa tunaikan hutang orang yang berhutang yang tiada kuasa untuk adalah raja-raja, bukan raja-raja dunia, karena raja-raja dunia itu mengambil dan tidak memberi, sedangkan kaum itu mengutamakan orang lain dan menunggu-nunggu orang yang tidak mengambil dari tangan Allah bukan tangan makhluk. Usaha anggota badan mereka untuk makhluk, sedangkan usaha hati mereka untuk mereka sendiri. Mereka berinfak memberikan harta itu karena Allah bukan karena hawa nafsu, bukan karena pujian dan kaum yang sombong terhadap Allah dan terhadap makhluk, karena sombong itu termasuk sifat orang-orang pemaksa yang mana mereka [kelak] dibenamkan ke dalam neraka jahanam. Apabila kamu marah kepada Allah maka kamu sombong kepada-Nya.”Syeh Abdul Qodir Jaelani “Janganlah kamu melihat amalmu, walaupun anggota-anggota badanmu bergerak untuk amal dan hatimu beserta Zat yang mana amal itu ditujukan kepada Allah. Apabila hal ini sempurna bagimu maka hatimu menjumpai mata yang dapat melihat. Makna menjadi bentuk, yang ghaib menjadi hadir, berita menjadi terang. Hamba apabila baik karena Allah maka Dia bersamanya dalam semua keadaan. Dia mengubahnya, menggantikannya dan memindahkannya dari satu keadaan kepada keadaan yang menjadi berarti, seluruhnya menjadi keimanan, keyakinan, pengetahuan, pendekatan dan kesaksian. Seluruhnya menjadi siang tanpa malam, sinar tanpa gelap, jernih tanpa keruh, hati tanpa nafas, rahasia tanpa kasar, fana tanpa wujud, ghaib tanpa menjadi kitab ghaib dari mereka dan dirinya. Seluruh ini pangkalnya adalah jinak kepada Allah sehingga kejinakan ini sempurna antara kamu dan Allah.”Syeh Abdul Qodir Jaelani “Makhluk dan Khaliq tidak berkumpul. Dunia dan akhirat juga tidaklah berkumpul dalam satu hati. Ada kalanya makhluk dan ada kalanya Khaliq di hatimu. Ada kalanya dunia dan ada kalanya akhirat. Ada kalanya terbayang bahwa makhluk ada di lahirmu sedang Khaliq di hatimu. Dunia di tanganmu sedang akhirat di hatimu. Adapun di dalam hati, kedua-duanya tidak berkumpul. Lihatlah kepada jiwamu dan pilihkan untuknya, jika ia menghendaki dunia maka keluarkanlah akhirat dari hatimu. Jika ia menghendaki akhirat maka keluarkanlah dunia dari hatimu. Jika ia menghendaki Tuhan maka keluarkanlah dunia dan akhirat dan apa yang selain-Nya dari di dalam hatimu masih ada sebesar semut yang selain Allah, maka kamu tidak melihat dekatnya Allah di sisimu, dan tidak bangkit kejinakan dan ketenangan kepada-Nya. Selagi di dalam hatimu masih ada dunia sebesar semut kecil, maka kamu tidak melihat akhirat di hadapanmu. Dan selagi di dalam hatimu terdapat akhirat sebesar semut kecil, maka kamu tidak melihat dekat kepada Allah.”Syeh Abdul Qodir Jaelani Puasanya Orang Zuhud & Puasanya Orang Arif “Orang yang zuhud itu berpuasa dari makan dan minum, sedangkan orang yang arif itu berpuasa tanpa orang zuhud itu siang hari, sedangkan puasa orang arif itu siang dan malam. Ia tidak berbuka dari puasanya sehingga ia bertemu yang arif itu puasa tahunan, selalu demam. Puasa tahunan dengan hatinya, demam dengan rahasianya, dan ia tau bahwa sembuhnya itu adalah dengan bertemu Tuhan-nya dan dekat kepada-Nya.”Syeh Abdul Qodir Jaelani “Lelah itu selama kamu berkemauan untuk menuju dan berjalan kepada-Nya. Apabila kamu telah sampai dan habis jarak perjalananmu dan kamu berada di dalam rumah dekat dengan Tuhanmu maka hilanglah beban tetaplah terhibur dengan-Nya yang berada di dalam hatimu, dan kamu akan bertambah sehingga kamu mengambil sesuatu di samping-Nya. Mulanya kamu kecil kemudian menjadi besar. Apabila kamu sudah besar maka hati penuh dengan Allah, maka tidak ada jalan dan tidak ada sudut bagi hati untuk kamu ingin sampai kepada ini, maka jadilah kamu mengikuti perintah-Nya, mencegah segala larangan-Nya, berserah diri kepada-Nya dalam kebaikan dan keburukan, kaya dan miskin, mulia dan hina.”Syeh Abdul Qodir Jaelani “Terkadang kamu meminta pertolongan kepada-Nya dengan menentang-Nya.” “Penyesalan perbaikilah hatimu, karena jika hati telah baik, segala tingkah lakumu akan menjadi baik.” ”Hati yang baik itu karena adanya takwa dan tawakal kepada Allah Ta’ala, bertauhid kepada-Nya dan ikhlas dalam beramal serta yakin akan kerusakan semua itu apa bila tidak ada tindakan-tindakan tersebut.“Syeh Abdul Qodir Jaelani
KATAKATA MUTIARA: Syeikh Abdul Qodir Jaelani.. 1. " Orang yang zuhud itu berpuasa dari makan dan minum, sedangkan orang yang arif itu berpuasa tanpa diketahui." 2. " Orang yang beriman selalu menyembunyikan apa yang ada padanya.

Kata kata hikmah Syeikh Abdul Qadir Al-Jailani ‱ Selama hidup di dunia ini, yang terbaik adalah menyelamatkan hati dari buruk sangka.” ~ Syeikh Abdul Qadir Al-Jailani ‱ “Orang itu dikatakan dekat dengan ALLAH selama dia meluangkan waktunya untuk berdzikir setiap hari.” ~ Syeikh Abdul Qadir Al-Jailani ‱ “Bantulah orang fakir dengan sebahagian harta kalian. Jangan pernah menolak pengemis, padahal kalian mampu memberikan sesuatu untuknya baik sedikit mahupun banyak. Raihlah kasih sayang ALLAH dengan pemberian kalian. Bersyukurlah kepada ALLAH yang telah membuat kalian mampu memberi. Jika pengemis adalah hadiah dari ALLAH sementara kalian mampu memberinya, mengapa kalian menolak hadiah itu?! Bohong kalau kalian mendengar nasihat dan menangis di hadapanku, tapi saat orang datang meminta uluran tangan, kalian malah membiarkannya. Itu menunjukkan bahawa tangisan kalian belum kerana ALLAH.” ~ Syeikh Abdul Qadir Al-Jailani ‱ “Apabila kebenaran keimananmu telah terbukti dan kamu dapat menyesuaikan diri dengan kehendak dan perbuatan ALLAH dan dengan idzin ALLAH juga, maka hendaklah kamu tetap bersabar dan redha serta patuh kepada-Nya. Janganlah kamu melakukan apa saja yang dilarang oleh ALLAH Apabila perintah-Nya telah datang, maka dengarkanlah, perhatikanlah, bersegeralah melakukannya, senantiasalah kamu bergerak dan jangan bersikap pasif terhadap takdir dan perbuatan-Nya, tetapi pergunakanlah seluruh daya upayamu untuk melaksanakan perintah-perintah-Nya itu.” ~ Syeikh Abdul Qadir Al-Jailani ‱ “Hendaklah kamu berserah diri dan bertawakal sepenuhnya kepada ALLAH di dalam segala hal, agar Dia memanifestasikan kerja-Nya melaluimu. Jika kebaikan yang didapati, maka bersyukurlah. Dan jika bencana yang menimpamu, bersabarlah dan kembalilah kepada Dia. Kemudian rasakan keuntungan yang didapati dari apa yang kamu anggap sebagai bencana itu, lalu tenggelamlah di dalam Dia melalui perkara itu sejauh kemampuan yang kamu miliki dengan cara keadaan rohani yang telah diberikan kepadamu. Dengan cara inilah kamu dinaikan dari satu peringkat ke peringkat lainnya yang lebih tinggi dalam perjalan menuju ALLAH, supaya kamu dapat mencapai Dia. ‱ Kemudian kamu akan disampaikan kepada satu kedudukan yang telah dicapai oleh orang-orang shiddiq, para syuhada dan orang-orang saleh sebelummu. Dengan demikian kamu akan dekat dengan ALLAH agar kamu dapat melihat kedudukan orang-orang sebelummu dalam menuju Raja Yang Maha Agung itu. Di sisi Tuhan ALLAH lah kamu mendapatkan kesentosaan, keselamatan dan keuntungan. ‱ Biarlah bencana itu menimpamu dan jangan sekali-kali kamu mencuba menhindarkannya dengan doa dan shalatmu, dan jangan pula kamu merasa tidak senang dengan kedatangan bencana itu, kerana panas api bencana itu tidak sehebat dan sepanas api neraka. ‱ Sebenarnya, bencana yang datang kepadamu itu bukannya akan menghancurkanmu, melainkan sebenarnya adalah akan mengujimu, mengesahkan kesempurnaan imanmu, menguatkan dasar kepercayaanmu dan memberikan kabar baik ke dalam batinmu. ALLAH berfirman “Dan sesungguhnya Kami benar-benar akan menguji kamu agar Kami mengetahui orang-orang yang berjihad dan bersabar di antara kamu; dan agar Kami menyatakan baik buruknya hal ihwalmu.” QS 4731.” -~ Syeikh Abdul Qadir Al-Jailani ‱ “Janganlah bersusah payah untuk mendapatkan keuntungan dan jangan pula mencuba menghindarkan diri dari malapetaka. Keuntungan itu akan datang kepadamu jika memang sudah ditentukan oleh ALLAH untukmu, baik sengaja mencarinya maupun tidak. Malapetaka itu pun akan datang menimpamu, jika memang telah ditetapkan oleh ALLAH untukmu, baik kamu membencinya, maupun mencuba menghindarkannya dengan doa dan solat atau menghadapinya dengan penuh kesabaran, kerana hendak mencari keredhaan ALLAH.” ~ Syeikh Abdul Qadir Al-Jailani ‱ “Taubatlah engkau dari riak dan nifaq. Janganlah malu mengakui hal itu atas dirimu. Yang kuat di antara manusia mulia adalah mereka yang semula munafik. Oleh yang demikian, berkatalah sebahagian ulama, “Tidak ada yang mengetahui hakikat ikhlas kecuali murai orang riak”. Yang paling beruntung ialah mereka yang ikhlas mulai dari awal hingga akhirnya.” ~ Syeikh Abdul Qadir Al-Jailani ‱ “Fikirlah bahawa di dunia ini, suatu yang kamu cintai tidak akan kekal selamanya. Tidak abadi, pasti fana. Jika hal ini telah benar-benar kamu sedari, tentu kamu tidak akan melupakan-Nya walau sekejap pun. Namun, kebanyakan tidak ada manusia yang mengingatkan hal itu. Barang siapa telah merasakan, bererti telah mengetahuinya. Manusia yang demikian adalah termasuk salah satu dari mereka yang tidak tahan tinggal bersama makhluk.. ~ Syeikh Abdul Qadir Al-Jailani

. 454 85 161 299 419 434 85 105

kata bijak syeh abdul qadir jaelani